![]() |
Saya dan Anak saya Giovanno Jean Milda beserta kakak ipar dan adik ipar sedang menuju ke Lutan kampung halamanku menggunakan perahu ketinting |
Well, mungkin saya ingin menambahkan sedikit tulisan saya yang tidak begitu berbobot tapi menurut saya penting untuk saya tuliskan, siapa tau suatu hari nanti anak cucuku bisa melihat tulisan kakeknya, Hehehhe...
Beberapa tahun sudah saya melalui masa-masa sulit dimana masa sulit itu tidak saya alami 6-7 tahun lalu. Tidak ada yang saya tidak miliki, harta, kejayaan dan kehormatan seperti sarapan pagi semata. Langkah salah membuat saya kehilangan arah, betapa dahsyatnya uang bisa membuat anda "haus darah" bagaikan dracula berdasi di kantor-kantor instansi. Sungguh mengerikan uang ini, jika kita tidak mengendalikannya maka kita yang akan dikendalikan.
Terjebak dalam sebuah lingkaran masalah yang tak kunjung selesai, akhirnya ketukan palu hakim merupakan solusi akhir dari semua itu. Perasaan dendam ada, tapi tidak begitu membuat saya membara untuk mendera, saya berusaha semaksimal mungkin "berpasrah" diri dalam ketidakberdayaan tapi tidak dengan pikiran.
Saya berusaha mengucap syukur saja dengan peristiwa memalukan itu dan berkarya yang positif sesua dengan bakat. Terciptalah puluhan lagu-lagu "indah" menurut versi saya, karena dengan berdiam diri membuat saya bisa menciptakan hal positif, maka saya lebih baik mengambil langkah untuk berdiam diri sejenak merenungkan episode yang sudah lewat.
Singkat cerita, saya memilih untuk bangkit berdiri tanpa memandang masa lalu yang begitu menyeramkan dibalik tirai besi yang kokoh dan menatap masa depan yang penuh harapan dan cerah.
Anak-anakku sudah mulai bisa berbiara "Papa, jangan pergi terlalu lama ya", itu merupakan alarm dahsyat untuk saya bisa menjauhi dunia gelap gulita yang hanya membawa petaka.
Memori istriku tercinta....Emelda Wiwik Haryati