-->

Iklan Atas Milda's Family Blog

BACAAN NOVEL TOPENG MENANTU BISU TULI BAB 21-30
4/ 5 stars - "BACAAN NOVEL TOPENG MENANTU BISU TULI BAB 21-30" ILUSTRASI BAB 21 BERTENGKAR 00Aku bukan orang cacat! 00Ketika aku mengatakan itu, seluruh rongga dada ku tampak seperti meng...

BACAAN NOVEL TOPENG MENANTU BISU TULI BAB 21-30

MIKAEL MILANG
ILUSTRASI


BAB 21 BERTENGKAR

00Aku bukan orang cacat!

00Ketika aku mengatakan itu, seluruh rongga dada ku tampak seperti mengeluarkan gas, dan seluruh tubuhku merasa jauh lebih lega dan santai. Sudah begitu lama sejak aku datang ke Nanjing dan akhirnya untuk pertama kalinya aku bisa berbicara seperti selayaknya orang biasa.

00Felicia membuka lebar mulut kecilnya yang seksi itu dan menatapku dengan penuh rasa kaget.

00Aku juga menatapnya, aku ingin melihat perubahan ekspresi di wajahnya, bukan untuk berpura-pura menjadi XX, tetapi aku mencoba untuk menebak pikirannya.


00Dan alasan mengapa aku tiba-tiba berbicara juga bukan karena aku tergoda oleh Felicia dan ingin  membuktikan diriku. Aku hanya berpikir bahwa ini sudah saatnya untuk membiarkan Felicia tahu siapa aku.

00Sebenarnya, aku sedang bertaruh, aku bertaruh wanita yang mengenakan topi tinggi itu tidak akan mencelakaiku. Dia mengatakan Felicia dapat membantu ku, jadi aku harus jujur
 
 pada Felicia, dengan begitu kedepannya akan lebih mudah untuk berkomunikasi.

00Dan aku juga sudah tahu akan rahasia Felicia, hanya dengan aku membuktikan bahwa aku adalah orang normal, aku baru bisa mengancamnya. Ketika ada perubahan, aku memiliki jalan belakang.

00"Kamu, kamu bisa bicara ...?" Setelah memandang ku sekitaran setengah menit, Felicia bertanya dengan heran, dadanya bergerak karena kaget, itu sangat seksi.

00Aku berusaha mengendalikan emosi ku, membuat diri sendiri agar tidak terlihat terlalu bersemangat, lalu berkata "Ya, telingaku juga tidak rusak."

00Felicia langsung bertanya kepadaku "Mengapa kamu berpura-pura tuli dan bisu? Apakah kamu mata-mata yang menyamar di samping Claura?"

00Aku berpikir, sepertinya dia menganggap ku seperti dia, dan ini semakin menunjukkan bahwa Claura tidak sesederhana kelihatannya.

00Aku menggelengkan kepalaku dan menjawab "Tidak, aku berpura-pura menjadi tuna wicara hanya untuk menjadi seorang menantu. Aku hanya ingin menghasilkan uang, tidak ada alasan lain."

00Felicia menatapku dengan matanya yang terbuka lebar, seolah-olah dia ingin melihat apakah aku sedang berbohong atau tidak."

00Tiba-tiba, dia mengulurkan tangannya dan meraih leher ku, ia bertanya padaku "Cukup tersembunyi. Jadi tadi kamu juga sudah mendengarkan pembicaraan ku dengan Frans? Kamu sudah tahu mengapa aku bisa bersama dengan Claura?"

00Aku memandangnya dengan serius, mencoba membuat diri ku tampak sedewasa mungkin, dan kemudian berkata "Ya, aku sudah mendengarnya. Aku tidak hanya mendengarkan pembicaraanmu dengan Frans, aku juga pernah mendengarkan pembicaraanmu dan Claura."

00Ketika kata-kata ku berakhir, Felicia yang pintar dengan cepat mengerti apa maksud perkataanku itu.

00Aku pikir dia akan panik, ia akan membicarakan persyaratan atau yang lainnya, tidak disangka dia tiba-tiba meniupkan sebuah aroma harum ke arahku, ia berkata kepadaku dengan suara yang halus: "Kamu ini, tidak disangka kamu selalu menguping apa yang aku lakukan dengan Claura, jadi apakah kamu bisa menyelesaikannya setelah kamu mendengarnya? "

00Saat Felicia"Menggoda" ku, aku langsung kehilangan kendali. Wajahku memerah dan berubah semerah pantat monyet. Aku tidak tahu harus berbicara apa lagi.

00Felicia menarik leherku dan memelukku, aku merasakan kelembutannya, dan wajahku menjadi panas, aku hampir tidak dapat mengendalikannya.

00Tetapi aku tetap menahan diri. Aku mendorong Felicia menjauh dan mundur beberapa langkah, lalu aku berkata padanya "Felicia, kamu, kamu jangan begitu. Aku ingin bicara baik-baik denganmu, tidak ada maksud lain. "

00"Hahaha, bocah kecil memang bocah kecil. Bahkan jika kamu bisa berbicara, tetapi kamu masih seorang bocah kecil yang lucu, genit tetapi tidak berani melakukannya"  Felicia merapikan pakaiannya sambil berkata kepadaku.

00Aku merasa sangat canggung, aku merasa Felicia terlalu menggoda, aku benar-benar terasa terbunuh olehnya.

00Aku memalingkan kepalaku dan berkata kepadanya "Baiklah terserah padamu, tetapi tenang saja, meskipun aku tahu akan rahasiamu, tetapi aku tidak akan mengatakannya, aku juga berharap kamu dapat membantu ku menjaga rahasia. Dalam sudut pandang tertentu, kita berada di jalan yang sama, dan kita seharusnya bersekutu. "

00Felicia mendatangi ku dan menatap ku sambil tersenyum, lalu ia berkata "Jika kamu ingin bersekutu denganku, ayo Kamu datang mencariku hari ini hanya karena masalah ini?"

00Aku juga tidak berbicara banyak dengan Felicia, aku segera mengatakan niat ku kepadanya. Aku mengatakan bahwa aku berharap Felicia dapat terus bernyanyi di bar Benz. Aku membawakan kata-kata bang Badui kepadanya, mengatakan bahwa dia ingin bergaul dengannya secara harmonis.

00Felicia tersenyum dan berkata itu tidak masalah. Dia juga mengatakan, karena aku sudah mengatakannya, maka ia akan membantu ku. Aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak.

00Kemudian aku meragu sejenak, dan akhirnya bertanya pada Felicia: "Kak Felicia, sebenarnya aku masih ingin bertanya kepada mu, hanya saja tidak tahu boleh atau tidak."

00Felicia memintaku untuk mengatakannya, lalu aku bertanya mengapa dia mengawasi Claura. Aku bertanya siapakah sebenarnya Claura. Bukankah ia hanya seorang pramugari?

00Felicia menatapku dengan menawan dan bertanya padaku sambil tersenyum: "Apakah kamu benar-benar ingin tahu?"

00Aku mengatakan aku sangat ingin mengetahuinya, aku juga mengatakan bahwa aku hanya penasaran, aku tidak akan mengatakannya.

00Dia langsung berkata padaku: "Kamu berbaring dulu, nanti aku akan memberitahumu."

00Aku terbengong sesaat. Aku tidak tahu apa maksud Felicia. Apakah dia menyuruhku untuk berbaring dan tidur dengannya, dia baru akan memberitahuku?

00Felicia tampaknya dapat menebak apa yang aku pikirkan, dia tersenyum dan berkata "Adik kamu pasti memikirkan sesuatu yang tidak-tidak lagi, maksudku, jika kamu berbaring dan menjadi orang mati, aku baru akan memberitahumu, karena hanya orang mati yang bisa menyimpan rahasia. "

00Setelah mendengarkan perkataan Felicia, aku mengerti, dia tidak bisa memberitahu ku.

00Jadi aku juga tidak perlu terlalu banyak bertanya padanya lagi. Hubungan kami belum sebaik itu. Hari ini, kami hanya bisa disebut menjadi teman, aku tidak boleh memaksanya.

00Lalu aku berpamitan dengan Felicia. Sebelum aku pergi, Felicia masih tersenyum dan bertanya apakah aku akan tinggal dan tidur bersamanya, itu membuat ku ketakutan dan aku langsung melarikan diri. Aku benar-benar takut untuk tinggal di sana lebih lama, aku takut tidak bisa menahan diri.

00Kemudian aku pulang kerumah, karena aku tidak bisa tidur sepanjang malam, jadi setelah tertidur aku bangun pada sore hari berikutnya, aku terbangun oleh suara pertengkaran yang keras.

00Itu adalah Claura dan Mawar yang sedang bertengkar, itu membuatku terkejut dan langsung terbangun.

00Gawat, Claura sudah pulang dan Mawar datang untuk mencarinya, Akankah Mawar memberitahu apa yang aku katakan padanya dan menanyakannya pada Claura?

00Aku ketakutan dan menaikkan telingaku, aku mendengar Mawar berkata "Claura, kamu masih memiliki wajah untuk kembali ? Aku sudah tahu semua hal buruk yang kamu lakukan."

00Claura berkata dengan marah "Bu, ada apa lagi? Dari mana kamu mendengar gosip itu?"

00Mawar berkata dengan marah: "Ini bukan gosip, kamu katakan dengan jujur, apakah kamu dan Alwi tidak memiliki perasaan sama sekali? Apakah kamu membayarnya untuk.membohongiku? Kamu tidak pernah melakukan apa pun dengannya. Dia juga bukan tidak subur, benar tidak? "

00Serangkaian pertanyaan Mawar seperti bom, sangat mematikan, dan itu membuat Claura terbengong seketika.

00Claura merespon dengan cepat. Ia sangat pintar. Dia langsung menjawab "Bu, dari mana kamu mendengar itu? Apakah aku akan bercanda dengan pernikahan ku sendiri? Kamu jangan sembarangan berpikir. Bu, bukankah kamu sangat ingin memeluk cucu, tenanglah, kamu akan segera memilikinya. "

00Mawar tiba-tiba memukul meja dan berkata "Claura, kamu masih ingin membohongi ibu, apakah dihatimu benar-benar tidak ada ibu sama sekali? Aku beritahu kamu, ini bukan kabar angin, Alwi sendiri yang memberitahuku secara langsung!"

00Ketika aku mendengar itu, kepala ku terasa meledak. Pada saat itu, jantungku berdetak kencang. Ibu mertua, kamu ini namanya mendorong ku ke dalam lubang api!

00Meskipun aku berada di lantai atas, dan tidak bisa melihat ekspresi Claura, tetapi aku sudah merasakan aura pembunuhan yang hebat. Aku pikir aku sudah akan tamat, jika dia tidak membunuhku maka ia akan memukulku sampai cacat.

00Mawar melanjutkan perkataannya: "Claura, aku mengatakan ini, kamu jangan pergi mencari Alwi, meskipun kamu tidak menyukainya, tetapi dia sudah masuk ke keluarga kita, kamu jangan memarahi dan memukulnya terus. Kali ini, dia memberitahuku tentang hal ini, kamu juga jangan pergi untuk balas dendam padanya. Aku akan membelanya, jika kamu mau marah, marahlah padaku. "

00Mendengar Mawar berkata begitu, hati ku sedikit lega, aku berpikir Mawar sudah melakukan apa yang ia janjikan padaku, ia sedang melindungiku. Tetapi aku merasa bahwa dengan kepribadian Claura, Mawar tidak akan bisa melindungiku, bagaimanapun, dia tidak tinggal bersama kami. Ketika aku bersama dengan Claura, Claura pasti akan menyiksaku.

00Memikirkan hal ini, aku agak takut untuk tinggal di sini. Aku berpikir jika bisa bersembunyi maka bersembunyilah. Kebetulan waktunya untuk pergi bekerja, lalu aku berpura-pura tidak mengetahui apa-apa dan berjalan turun ke bawah.

00Setelah aku turun, aku tersenyum pada mereka dan bersiap untuk pergi.

00Dan mereka pikir aku tidak bisa mendengarnya, mereka masih terus bertengkar di sana.

00Claura berkata: "Bu, kami sudah sepakat, dan kamu tidak perlu ikut campur dalam urusanku lagi, aku pasti akan memberimu cucu sesegera mungkin. Tetapi mengapa kamu masih saja mau ikut campur dalam urusanku? Aku bukan anak kecil lagi ! "

00Mawar menjawabnya dengan marah "Cucu, cucu, ayo kamu lahirkan kalau bisa? Claura, kamu jujur
 
 pada ibu, apakah kamu berpikir hal itu menjijikkan, kamu juga tidak bisa menerima kehamilan?"

00Setelah beberapa saat, Mawar mengatakan sesuatu yang hampir membuat daguku terjatuh. Dia berkata "Claura, kamu jangan paksa ibu. Jika kamu benar-benar tidak ingin punya bayi, maka biarkan aku dan Alwi saja yang melahirkannya!"


BAB 22 MAKAN

00Mawar berkata dia ingin punya bayi bersamaku!

00Pada saat itu, kepala ku terasa ingin meledak, apakah dia gila, bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu?

00Selain dari identitas kami, itu terdengar sangat menggoda, dan itu membuat ku merasakan perasaan yang sangat aneh. Bagaimanapun, Mawar adalah wanita yang sangat menawan, pada usia nya sekarang ini, pengalaman atau pun statusnya, bisa membuat pria sangat sulit untuk menolaknya .

00Aku menelan air liur dan hampir berhenti sejenak untuk mendengarkan pembicaraan mereka sebentar, karena aku benar-benar penasaran apa yang akan dibicarakan oleh ibu dan anak itu selanjutnya.

00Untungnya, aku merespon dengan cepat dan bergegas pergi. Jika semuanya terbongkar, maka ibu dan anak itu pasti akan bekerja sama untuk membunuhku.

00Diperjalanan menuju bar, suasana hatiku selalu tidak tenang, memikirkan pembicaraan Mawar tadi tentang ia ingin memiliki bayi bersamaku, aku sangat impulsif.

00Pada akhirnya, aku menampar diriku sendiri, membuat diriku jangan sembarangan berpikir. Alasan mengapa Mawar mengatakan itu, pasti itu karena ia ingin membuat Claura marah,  memaksa Claura untuk segera memberikannya cucu.

00Aku tiba di bar dengan cepat. aku bekerja seperti biasa, tetapi aku tidak bisa bersemangat. Aku selalu merasa tidak tenang, karena ada dua bom waktu di sekitar ku yang akan meledak kapan saja. Yang satu adalah Eddy, dan yang satunya lagi adalah Claura. Aku merasa mereka akan datang mencariku kapan saja dan akan mempermalukan ku.

00Untungnya, semuanya tenang-tenang saja, Eddy masih terbaring di rumah sakit. Dan Claura tidak tahu apakah dia akan mendengarkan perkataan Mawar atau ia sedang menunggu ku pulang lalu menghabisiku, bagaimanapun, dia tidak muncul sekarang.

00Felicia benar-benar kembali ke bar dan bernyanyi, dia masih sangat menawan, dia membuat para tamu menggila.

00Melihat Felicia dengan beragam gaya di atas panggung, aku teringat akan kami berduaan waktu itu, dia meraih daguku dan memanggilku bocah kecil, itu membuat hatiku bergetar. Tidak bisa dipungkiri aku adalah orang yang beruntung. Tetapi aku hanya berani berpikir dalam hatiku, aku tidak mungkin melakukan apa pun dengannya, karena aku tahu betul bahwa Felicia adalah barang beracun, dan orang-orang rendahan seperti aku akan mati setelah memakannya.

00Hati kami seperti berkaitan, ketika aku memikirkannya, Felicia yang sedang menyanyi dengan "Harumnya", tiba-tiba menatap ku. Kedua matanya yang indah itu penuh dengan godaan, ia seolah-olah sedang menggodaku, membuatku ketakutan dan aku langsung menundukkan kepalaku.

00Dan bang Badui tidak tahu apakah dia takut pada Claura, atau ia sedang merencanakan sesuatu, pokoknya dia tidak lagi merencanakan sesuatu untuk Felicia. Itu juga membuat ku sedikit lega, bagaimanapun, akulah yang meminta Felicia untuk bernyanyi lagi, jika dia diganggu oleh bang Badui lagi, aku benar-benar akan kesal dan membenci diriku sendiri.

00Malam itu, aku bekerja sampai jam 2 pagi, dan sampai jam ganti shift aku pun tidak pulang. Ketika aku mengira-ngira Claura sudah tertidur, aku baru pulang dengan berhati-hati.

00Setelah pulang, aku tidak berani pergi ke kamar Claura untuk tidur, jadi aku mengambil tikar dan tidur di lantai bawah.

00Aku tidak menyangka ketika aku baru saja berbaring dan membalikkan tubuhku, Claura muncul di depan ku. Dia sepertinya baru saja melakukan olahraga yang sangat berat, dan tali olahraga masih sangat basah. Terlihat perut seksinya yang six-pack, tubuhnya itu sangat indah dan sempurna.

00Melihat Claura yang begitu cantik, aku berpikir, betapa cantiknya dia, dan dia ternyata adalah 'istriku', tetapi mengapa dia memiliki kepribadian dan pandangan cinta yang berbeda? Tuhan itu memang sangat kejam.

00Saat aku sedang berpikir, mataku memandang ke matanya Claura. Aku sangat ketakutan, lalu menundukkan kepalaku, aku hampir mau menarik selimut dan menutupi seluruh kepala ku.

00Dia pasti datang untuk membalas dendam padaku, dan aku benar-benar takut.

00Namun, di luar dugaan ku, Claura tidak menendang ku, dan juga tidak mencubit telinga atau pun kepala ku, dia bahkan tidak mengatakan aku ini adalah pengecut ataupun sampah.

00Dia hanya menatapku dengan tenang, itu membuatku sangat penasaran, apakah dia sudah menjadi bodoh? Atau ia masih merencanakan sebuah rencana besar? Atau apakah dia diberi pelajaran oleh Mawar dan tidak berani menyiksaku lagi?

00Ketika aku sedang meragu, Claura tiba-tiba melemparkan sebotol obat untuk ku, dan kemudian menunjukkan ponselnya kepadaku. Disitu tertulis: Kamu harus meminumnya dan memakannya tepat waktu setiap hari.

00Hatiku tiba-tiba berdetak kencang, ternyata Claura benar-benar tidak akan melepaskanku, dia menyuruhku minum obat, apakah dia ingin meracuni ku?

00Aku tidak berani mengambil botol obat itu, dan aku tidak akan minum obat untuk bunuh diri. Tetapi aku juga tidak berani melawan Claura, sampai Claura berbalik dan naik ke lantai atas, aku baru mengambil botol obat itu dengan penuh rasa penasaran. Pada saat itu, aku masih sangat penasaran, karena jika itu benar-benar racun, seharusnya ia sendiri yang memaksaku untuk memakannya, aku bukan idiot, bagaimana mungkin aku memakan obat itu untuk bunuh diri?

00Aku melihat "obat kuat" tertulis di botol itu, dan ada sebuah kertas instruksi, disitu tertulis cara minumnya, 2 tablet sehari, itu berguna untuk mengatur keasaman tubuh seorang pria. Disitu tertulis juga harus dilakukan pada tahap awal ovulasi wanita, dengan begitu kemungkinan mengandung anak laki-laki akan lebih besar.

00Melihat itu, aku langsung mengerti, Wow, Claura sudah mau menerimaku? Dia ingin aku mengatur keasaman tubuhku, biar kami memiliki anak laki-laki!

00Semua ini datang terlalu cepat, seperti mimpi, aku hampir melompat kegirangan.

00Aku sangat senang dan meletakkan botol obat itu di sampingku. Aku sangat senang sampai-sampai aku tidak membenci Claura lagi. Aku berpikir jika Claura benar-benar ingin bergaul dengan ku secara damai dan melahirkan anak untukku, maka semua dendam sebelumnya dapat terlunasi. Aku bisa menjadi seorang suami yang baik dan rela mati untuk nya.

00Aku sangat senang sampai-sampai aku jam 4 pagi baru bisa tertidur. Dalam mimpi ku, aku memimpikan Claura. Kami berguling di atas ranjang, dan akhirnya, dia melahirkan seorang anak laki-laki gemuk untukku, itu sangat membuatku bahagia.

00Ketika aku terbangun, hari sudah siang, dan Claura tidak berada di rumah. Aku pergi ke kamarnya untuk memeriksanya. Aku sadar ia juga meminum obat yang disebut alkaloid untuk menyesuaikan pH tubuhnya.

00Aku sangat gembira dan menggenggam tanganku, aku hanya kurang berteriak keras keluar. Kali ini bukan pertunjukan palsu. Claura benar-benar ingin melakukannya denganku, dia sudah mau hamil!

00Beberapa hari berikutnya, Claura tidak memarahi dan tidak memukul ku, aku terus meminum obat setiap hari, Claura juga meminum obat untuk membersihkan tubuh nya.

00Meskipun kami masih tidak berbicara, tetapi ketika kami memasuki masa persiapan kehamilan, semuanya hanya tinggal menunggu periode ovulasi Claura. Rasanya, jika kami benar-benar memiliki anak, itu pasti dapat mengubah pernikahan kami. Mungkin aku benar-benar bisa menjadi menantu yang sah.

00Dan di bar semuanya berjalan dengan baik. Eddy belum datang untuk bekerja, bang Badui juga tidak membuat masalah lagi, dan mengenai Jack, aku sudah mulai akrab dengannya. Aku biasanya akan meluangkan waktu untuk memberinya rokok, tetapi dia adalah orang yang tidak banyak bicara dan agak sedikit pendiam, kami hanya berteman biasa dan tidak lebih dari itu.

00Waktu berlalu hari demi hari, dan aku menantikan kedatangan periode ovulasi Claura setiap hari.

00Lalu periode ovulasinya belum sampai, dan Eddy sudah kembali.

00Waktu perpindahan shift istirahat malam itu, aku pergi ke pintu bar untuk mencari Jack, kami berdua berjongkok dan merokok disana.

00Tiba-tiba, ada suara dari kejauhan: "Bang Eddy, pengecut itu disitu, lihatlah tampangnya yang pengecut itu, dia masih bisa merokok disana, kenapa tidak merokok sampai mati saja dia."

00Itu adalah suara Eddy dan Timmy, aku panik dan melihat sekeliling.

00Ketika aku menoleh, sesuatu terbang ke arah ku, aku merespon dengan cepat, aku bergegas mengelaknya.

00Kemudian benda itu terjatuh ke tanah samping, dan langsung mengeluarkan suara yang keras, itu adalah kantong plastik, dan tidak tahu ada barang apa di dalamnya.

00Setelah kantong plastik itu terjatuh, isinya tercecer dan terciprat ke tubuhku dan Jack. Aku mengendusnya dengan hidung ku, baunya sangat tidak enak, sial, itu adalah kotoran!

00"Aduh, tidak terkena, kamu bisa sekali menghindar? Kalau begitu aku akan menyuruhmu untuk memakannya!" Suara sombong Eddy dengan cepat dan masuk ke telingaku.

00Eddy sudah keluar dari rumah sakit, dan dia mencari masalah denganku, dia melemparkan kotoran padaku, itu sangat menjijikkan.

00Aku menahan amarahku di dalam hati, aku berpikir lagipula itu tidak terkena padaku, dan aku memang sudah memukul Eddy. Lihat dulu apakah kami dapat berdamai atau tidak.

00Sekarang, Eddy membawa 3 orang anak buahnya datang. Aku bergegas membuka memo yang telah aku persiapkan dan menunjukkannya kepada Eddy. Aku berkata "Ternyata kak Eddy, sebelumnya akulah yang salah, aku minta maaf padamu, bang Badui telah menangani semuanya dan aku akan memberikan kompensasi untuk itu."

00 Ganti kentutmu, mengganti uang saja tidak cukup, hari ini aku ingin kamu memakan kotoran ini!  Eddy berteriak padaku dengan agresif.

00Setelah berteriak, dia menampar wajah ku, dan aku menundukkan kepalaku, tamparan itu kemudian terjatuh ke leherku.

00Aku menahan amarahku dan diam-diam menatap Jack. Aku berpikir bagaimanapun kami adalah teman, meskipun ia tidak berani pada Eddy, setidaknya ia bisa membantuku untuk bicara, dan tubuhnya juga terciprat kotoran, jadi ia seharusnya marah.

00Tetapi Jack tampaknya tidak ada reaksi sama sekali. Dia masih duduk di sana, seolah-olah ingin menghabiskan rokoknya.

00Eddy melihat ku melirik Jack, dan ia langsung mengangkat kakinya dan menendang belakangnya Jack, ia memarahinya: "Dasar idiot, aku ingin memberi pelajaran padanya, mengapa kamu masih saja di sini? Pergi sana, dasar, kamu masih berteman dengan orang cacat, berhati-hatilah kamu, nanti aku beri kamu pelajaran juga. "

00Eddy benar-benar gila, aku pikir Jack seharusnya akan marah.

00Tidak disangka, Jack langsung berdiri, ia menepuk debu di pantatnya dengan pelan, berbalik dan pergi.

00Parah, kali ini aku benar-benar terbengong, aku selalu mengira Jack adalah orang yang direkomendasikan oleh wanita bertopi tinggi itu, dia pasti memiliki sedikit kemampuan, siapa yang dapat mengira bahwa dia lebih pengecut daripada aku.

00Tetapi jika Jack begitu pengecut, mengapa wanita itu masih ingin aku bersekutu dengannya?  Apakah ia mengira aku dan dia sama-sama pengecut, lalu menyatukan kami?

00Aku sedang berpikir, lalu Eddy mencekik leherku, dan kemudian ia menekanku dengan keras, ia berkata dengan kejam "Jika hari ini kamu tidak memakan kotoran ini, maka aku akan membunuhmu."

00Begitu kata-kata Eddy baru selesai diucapkan, anak buahnya yang bernama Timmy sudah mengetik kata-kata Eddy dan menunjukkannya padaku.

00Aku melirik ke kotoran hitam di tanah itu dan aku hampir muntah. Aku mengepalkan tinjuku dengan keras, dan ingin melawannya, tetapi ketika aku melihat ke empat orang yang menatapku dengan sangat ganas itu, aku tidak punya keberanian untuk melawannya. Jika aku melawan, aku pasti akan mati dengan lebih parah. Apakah aku benar-benar harus memakan kotoran itu?


BAB 23 TUGAS BARU

00Eddy mencekek leherku, menyuruhku memakan kotoran.

00Walaupun aku takut menimbulkan masalah, walaupun aku dihina oleh Claura hingga tidak memiliki harga diri lagi, tetapi aku melakukan itu karena terpaksa, karena aku membutuhkan uang, butuh hidup. Tapi Eddy berbeda, dia tidak cukup mengendalikan kehidupan orang disekitarku, aku tidak akan membiarkan kehormatanku habis terbuang didepannya.

00Lalu aku dengan tegas menaikkan kepalaku, teguh untuk tiak berlutut dan memakan kotoran itu.

00Eddy hanya preman biasa, dia tidak seperti mantan pacar Feilicia yang begitu hebat, aku sekali memakai kekuatan, dia tidak akan bisa menekanku.

00"Oh, si brengsek sudah mulai berdiri. Kurang ajar, benar-benar ingin minta dihajar, teman-teman bantu aku menahan dia." Eddy tidak kuat untuk menekanku, segera mengeluarkan perintah.

00Lalu 3 temannya langsung menuju kemari, aku tidak ada kesempatan untuk melawan, dua lenganku sudah di tahan oleh mereka.

00Lalu Eddy menggunakan tanggannya menampar wajahku, dengan marah dia menatapku, mengatakan padaku tidak bisa dikasih baik, dan dia menggunakan kakinya menendang perutku.

00Hatiku dipenuhi dengan rasa marah, berusaha keras untuk segera melepaskan diri, tetapi tidak bisa menahan mereka, karena orang mereka banyak, semakin aku melawan, Eddy semakin kuat memukulku.

00Sambil dia memukul dan menendangku, sambil dia memarahiku: "Dasar sampah, dasar brengsek, kurang ajar berani sekali dia, berani menyerang aku, hari ini buat kamu tau rasanya sudah membuat aku marah."

00Aku pura-pura tidak mendengar, tapi tetap tidak bisa kabur dari pukulannya.

00Disaat rasa sakit di hati lebih dalam dibanding badan. Sebuah perasaan tidak berdaya muncul dalam hati saya, tidak memiliki kerabat, tteman, dan saudara, aku adalah orang yang paling malang di kota ini, aku merasa seperti anjing liar yang dipermalukan.

00Disaat tinjunya Eddy mendarat di atas hidungku, aku merasakan hidungku memanas, ada cairan yang mengalir dari dalam sana, dan membawa aroma darah, aku dipukul hingga darah didalam hidungpun mengalir.

00Seluruh bagian tubuhku merasakan sakit, aku merasa tidak sanggup lagi.

00Hingga akhirnya tanpa tenaga aku mendonggakkan kepalaku, melihat ke arah Eddy, aku sedikit membuka mulutku, lalu aku menundukkan kepala melihat kearah kotoran yang sudah tersebar, aku memberikan isyarat padanya, jangan pukul lagi, aku makan.

00Eddy tertawa dengan gembira, lalu dia menyuruh teman-temannya untuk melepaskanku.

00Dengan keras aku terduduk dibawah. menunduk seperti akan memakan kotoran itu.

00Mereka mengeluarkan ponsel, dimulut mereka dipenuhi dengan kata-kata yang menghinaku, bersiap untuk merekam kejadian aku memakan kotoran.

00Terutama Eddy yang paling bahagia berdiri didepanku, ingn melihat lebih dekkat kejadian itu.

00Dan ini adalah kesempatan yang aku tunggu-tunggu!

00Benar, aku tidak cukup kuat, tidak cukup benci, tapi aku tidak akan jatuh hingga aku harus memakan kotoran, aku hanya pura-pura memakan kotoran, untuk mencari kesempatan!

00Saat mereka melepaskan kewaspadaan mereka, dengan cepat aku menaikkan badanku, dan dengan keras menabrak Eddy.

00Kepalaku menabrak selangkangannya Eddy, hingga membuatnya teriak kesakitan.

00Lalu aku masih salah perhitungan, aku berpikir bisa menjatuhkan Eddy, lalu bisa menangkap yang paling kuat, dan mengontrol semua.

00Sayangnya Eddy tidak terjatuh, tapi aku juga tidak menyerah, aku sudah melawan, walaupun mati aku harus bertahan sampai akhir.

00Aku mengeluarkan tenaga dalamku, tanpa ragu aku menggigit betisnya Eddy.

00Eddy berteriak begitu pilu, dan aku masih tetap tidak lepas.

00Dia mulai memakai tenaga menendangku, teman-temannya juga menarikku.

00Tapi aku masih terus menggigitnya dengan keras, benar, dimata mereka aku hanya seekor anjing, dan aku mau mereka tau, aku adalah anjing yang bisa menggigit manusia!

00Dibatasi oleh celananya Eddy, aku merasa  gigitanku sudah melobangkan dagingnnya, tercium aroma darah, seketika aku merasakan sensasi yang menyenangkan.

00Lalu memang tidak heran, aku akhirnya berhasil ditarik oleh teman-temannya Eddy.  

00Eddy seperti orang gila, dia langsung naik ke atas badanku, dia menarik kepalaku, membuat wajahku tertekan di bawah lantai, dengan kesal memarahiku: "Dasar brengsek, hari ini aku tidak membuatmu cacat, jangan panggil aku Eddy."

00Lalu dia menyuruh Timmy mengetik dan menyuruhku lihat, dia terus mengatakan: "Alwi, kamu dasar anjing, kamu benar-benar sudah membuatku marah, hari ini tidak ada yang bisa menyelamatkanmu. 200juta sekarang sudah tidak cukup lagi, aku mau 400 juta."

00Hatiku mengatakan masih mau 400juta, kamu tidak mau nyawaku lagi.

00Dan dia dengan cepat lanjut memarahiku: "Tidak, 400juta tidak cukup, aku masih  mau adik mu!"

00Aku tau pasti Bang Badui yang memberitahu Eddy kalau aku memiliki adik perempuan, karna diatas kertas tertulis seperti itu.

00Menyebutkan adikku, mata eddy mengeluarkan sebuah cahaya semangat, terus mengatakan: "Benar, aku bisa melepaskanmu, tapi kamu harus menyetujui satu syarat, biarkan adikmu menemaniku satu malam. Lagian dia juga sudah mau mati, kamu mendapatkan uang ini untuk mengobati dia juga tidak ada gunanya. Lebih baik kamu kasih adik dan uang ke aku, aku bisa membuat dia menjadi pelacur."

00Adikku adalah kelemahanku, mendengar ini, otakku dipenuhi dengan emosi, aku tidak melihat timmy mengetik kasih aku, langsung mengeluarkan seluruh tenaga, ingin berdiri untuk membunuh Eddy.

00Lalu aku ditahan oleh 3 orang, aku tidak memiliki ruang untuk bergerak.

00Saat itu, aku menangis, aku menangis dengan putus asa. Air mataku tidak dapat menahan dan mengalir keluar, aku benci dengan ketidak berdayaanku.

00Aku sedang menangis, Eddy malah tertawa, dia tertawa sambil mengatakan jika adikku sudah melayaninya, baru akan melepaskanku.

00Dan disaat itu, tidak jauh dari sana ada sebuah bayangan orang yang muncul, disaat bersamaan mengeluakan suara yang dingin: "Kamu ngomong apa, coba ulangi lagi?

00Suara Jack, ternyata dia masih belum pergi, hanya berdiri di pintu saja.

00Dengan cepat, Jack muncul dihadapanku, dia melihat Eddy,aku melihat auranya yang begitu besar, lehernya dipenuhi urat biru, terlihat begitu galak.

00Eddy tidak membalik lihat, langsung marah: "Kurang ajar, orang bodoh masih ada, mau sama orang cacat ini makan kotoran kah?

00Suara Edy baru lenyap, Jack menggunakan satu kaki menendang punggung edy.

00Yang membuatku kaget adalah, hanya menggunakan satu kaki, Jack bisa menendang Eddy jatuh hingga beberapa meter, beberapa kali terguling.

003 teman Eddy langsung menyerang, ingin menangkap Jack.

00Tetapi Jack sangat kuat, dia benar-benar tidak memandang 3 orang itu, mengamuk dan menabrak, langsung dengan kuat membuat mereka jatuh kebawah, dengan cepat, dia sudah berada di depan Eddy.

00Eddy masih belum sempat duduk, Jack membungkukkan badan dan mencekik leher Eddy.

00Mencekik leher Eddy, tanpa diduga Jack menaikkan Eddy, di waktu yang sama, dia dengan dingin menanyakan pada Eddy: "Kamu tadi ngomong apa, katakan sekali lagi?"

00Mata Eddy dipenuhi dengan ketakutan, tidak berani mengatakan kata-kata sembarangan, meminta ampun kepada Jack: "Bos, kakak Jack, minta ampun, mataku buta, berani menantang bos, kamu orang hebat, lepaskanlah aku yang malang ini."

00Jack langsung menggunakan tenaga membuang Eddy, dengan keras Eddy terbuang ke lantai, aku seperti mendengar suara tulang patah, aku berpikir Eddy sepertinya harus berobat dirumah sakit untuk beberapa hari.

00Setelah Eddy terjatuh, Jack dengan dingin mengatakan: "Lain kali berani menghina adik orang lain, akibatnya akan jauh lebih parah 10 kali lipat dari ini!"

00Selesai berbicara Jack membalikkan badan menuju Bar, sedangkan 3 teman Eddy berdiri, membantu Eddy berdiri dengan kesakitan dan pergi, sepertinya pergi ke rumah sakit.

00Saat sampai ditempatku, Jack memberiku lihat satu baris kata di ponselnya.

00Dia bilang: Aku tau kamu sengaja mendekati aku, aku tidak peduli kamu tau aku darimana, aku hanya ingin memberitahumu, jangan menghabiskan tenagamu lagi, aku tidak perlu teman. Aku hari ini datang membantumu, karena aku tidak ingin melihat seorang lelaki demi melindungi adiknya, bahkan nyawa saja tidak mau dihina begitu saja.

00Lalu Jack membalikkan badan masuk ke dalam Bar, melihat pundaknya, pasti  dia lelaki yang memiliki kisah didalamnya.

00Aku tidak mencari dia lagi, aku hanya pergi ke UGD terdekat untuk diobati, selesai diobati, Bang Badui mengirimiku pesan, dia memanggilku mencari dia.

00AKu berpikir pasti mengenai masalah Eddy, Lagian harus di selesaikan, dengan terburu-buru dan emosi aku pergi ke kantor Bang Badui.

00Sampai di Kantor, Bang Badui langsung mengarah padaku dan memberiku tepuk tangan, memberiku cap jempol, mengatakan aku lelaki sejati, rupannya berani melawan Eddy, mengatakan aku hebat.

00Tidak tahu yang kata-kata adalah kebalikkan atau tidak, aku hanya mengatakan Eddy menghina orang terlalu berlebihan, aku hanya ingin hidup, aku bertanya Bang Badui bernecana bagaimana memberesiku.

00Bang Badui bilang urusi apa, dia bilang Eddy si brengsek itu memang minta dihajar.

00Bang Badui mengatakan hal seperti itu, aku merasa ada yang tidak beres, Eddy adalah adiknya, dia didepanku pura-pura jadi orang baik, kalau tidak dia pasti ingin memanfaatkanku sesuatu?

00Rupanya, Bang Badui langsungng mengatakan: Alwi, dendam Eddy denganmu, aku langsung membuatnya lunas, kalian seperti tidak pernah kenal, sekarang semua dendam lunas. Aku hari ini cari kamu, ada sesuatu yang ingin aku minta tolong.

00Aku tanya dia masalah apa. dia dari dalam laci mengeluarkan satu botol cairan, memberikan padaku.

00Disaat bersamaan dia mengetik dan mengatakan padaku: Malam ini aku ingin kerumahmu, kamu harus ingat untuk membukakan pintu, dan harus membuat Claura pingsan.


BAB 24 MENCURI BARANG

00Bang Badui menyuruhku tengah malam membukakan pintu untuknya, dan menyuruhku membuat Claura pingsan.

00Aku terus berpikir apa yang ingin dia lakukan, pasti bukan niat baik, pasti ada niat buruk ke Claura.

00Tapi hatiku juga tidak bisa berkata apa-apa, nyali Bang Badui juga sangat besar, rupanya berani langsung melakukan sesuatu hal buruk, dia tidak takut ketahuan, aku dibuatnya bingung, apa akan dikeroyok?

00Sedang bingung, Bang Badui terus mengetik bilang: "saat aku sudah mau sampai sana aku akan mengirimimu pesan, sampai waktunya kamu tuang cairan ini ke satu kain, langsung bekap hidup Claura, dia akan pingsan.

00Walaupun aku sangat takut Bang Badui, tapi masih tidak dapat menahan untuk menggelengkan kepala.

00Aku tidak bisa berbuat seperti itu, aku tidak bisa menyakiti Claura, walaupun aku pernah membencinya, tapi dia mau memiliki anak denganku, dia adalah istriku, bagaimana bisa membiarkan lelaki lain menganggunya?

00Kalau mau ganggu, hanya boleh aku sendiri, tidak perlu Bang Badui ikut campur.

00Melihatku geleng kepala, Bang Badui langsung mengerutkan kening,  dia menghembuskan asap rokok, terlihat kelicikannya yang ahli.

00Aku berpikir dia akan memukulku, tapi dari dalam lacinya dia mengeluarkan selembar kertas utang aku padanya.

00Dia memakai jarinya memegang kertas utang itu, dia mengatakan padaku: Alwi, malam ini aku akan membawa kertas ini, asalkan kamu melakukannya dengan baik, aku akan memberikan kertas ini padamu.

0020juta, asalkan aku melakukan perkataan Bang Badui, utang 200juta ini akan lenyap.

00Jujur saja, Aku sedikit tergoda, lagian sekarang adalah masa dimana aku paling kekurangan uang.

00Tapi akhirnya aku masih saja menggelengkan kepala, Aku mengetik mengatakan padanya: "Bos Badui, bukannya aku tidak ingin membantumu, Claura pernah berlatih silat, aku tidak pasti bisa berhasil. Sekalipun aku berhasil, Kedepannya dia pasti akan tau itu perbuatanku, dia pasti akan membunuhku. Aku tidak mungkin karna selembar kertas utang ini, mengorbankan nyawaku.

00Bang Badui tertawa, tapi pelan-pelan senyumnya menghilang, dia lanjut mengatakan: "Alwi, kenapa aku melihat kamu sepertinya ada perasaan pada Claura? Apakah kamu takut aku menyentuhnya, jadinya tidak membantuku?

00Aku baru mengetik untuk menjelaskan, Bang Badui langsung mengetik ngomong: Alwi kamu tenang saja, tidak peduli bagaimana, dia juga istrimu, martabat ini tetap akan aku kasih ke kamu, aku tidak akan menyentuhnya. Aku ingin kerumahmu, karena ada barang yang ingin aku ambil, barang ini Claura sepertinya meletakkan didalam kamar, aku mesti mengambilnya.

00Melihat Bang Badui mengatakan seperti itu, aku sedikit tersadar, ternyata mau mencuri barang. Kalau begitu agak masuk akal, tidak heran dia mau kerumahku, ternyata ditekan di tempat lain sudah tidak berguna!

00Aku penasaran Bang Badui ingin mencuri barang apa, aku pikir pasti barang yang sangat berguna untuk Bang Badui, kalau tidak dia tidak mungkin mengambil resiko seperti ini, apakah bukti kejahatan Bang Badui?

00Aku ingin bertanya, tapi takut membuat Bang Badui marah.

00Akhirnya aku mengetik mengatakan: "Bos Badui, Kalau ingin mengambil barang, kamu percaya padaku, bisa kasih tugas ini padaku. kamu bilang kamu ingin mengambil apa, aku pasti akan ambilkan untukmu.

00Bang Badui terus menunjukkan senyumnya yang seram itu, mengetik dan bilang: "Alwi, bukan aku tidak percaya padamu, sungguh barang ini tidak boleh ada yang lihat, aku mesti ambil sendiri, kalau tidak aku tidak akan membiarkan adikku yang ambil?

00Aku sedikit kesulitan, tapi kalau memang hanya mencuri barang, aku rasa masih bisa dilaksanakan.

00Masih bimbang, raut wajah Bang Badui kembali gelap, dia menepuk meja dan berdiri.

00Dia berjalan di sampingku, mengulurkan tangan merangkul pundakku, dia sedikit bertenaga, hingga membuat pundakku sedikit sakit.

00Lalu dia mengatakan padaku: Alwi, aku percaya padamu barulah aku menugaskan tugas ini untukmu, asalkan kamu melaksanakan ini, aku benar-benar kagum. Tapi kalau kamu tolak, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa pergi melihat adikmu yang sakit itu, lihat dia bisa hidup berapa lama lagi.

00Melihat Bang Badui mengatakan seperti itu, jantungku langsung berdebar kencang, aku juga tidak bodoh, dia sedang mengancamku, kalau aku tidak melaksanakan perintahnya, dia akan menganggu adikku.

00Omongan ini keluar dari mulutnya Bang Badui, aku percaya dia berani melakukan hal ini.

00Aku sudah takut, lagipula sekali Bang Badui menemukan adikku, dia pasti akan tau keadaan lengkapku, dan akan tau aku selama ini berpura-pura, sampai akhirnya dia akan teringat kalau aku yang memakai botol memukul dia, lalu utang lama keluar lagi, aku tidak bisa berputar di lingkaran itu saja.

00Melihat wajah Bang Badui yang mengerikan, akhirnya aku hanya mengangguk.

00Lalu aku mengambil botol itu, pergi bekerja.

00Detik berikutnya semua adalah penyiksaan untukku, aku sangat ingin waktu cepat berlalu, juga sangat ingin waktu berhenti disini saja, agar semua kejadian ini tidak terjadi.

00Aku berpikir berbagai jenis cara, kabur sendiri, bahas dengan Felicia, hingga berinisiatif untuk mengaku dengan Claura...berbagai macam cara sudah aku pikirkan, tapi semuanya ditolak olehku, alasannya sangat mudah, aku tidak akan menjadikan adikku sebagai korban, dia sudah cukup kasihan.

00Aku tau aku begini sangatlah egois, tapi aku tidak punya cara lagi, ini adalah kenyataan, aku tidak mempunyai kemampuan untuk mengurusi banyak hal.

00Tidak mudah untuk bertahan hingga pulang kerja, dengan berat hati aku pulang.

00Aku pergi ke kamar Claura untuk melihat, aku rasa dia pasti sudah tidur, di atas kasur dia sudah mempersiapkan alkaloid untuk hamil.

00Aku sangat ingin hidup damai dengannya, merasa tuhan sangat bisa mempermainkan kehidupan orang, aku merasa kalau hubungan kami bisa semakin baik, malah memberikan padaku sebuah sandungan yang besar.

00Saat ini, ponselku masuk sebuah pesan, dari Bang BAdui, dia bilang: Sudah boleh beraksi, obat bius ini tidak akan menyakitinya, hanya membuatnya pingsan kurang lebih 1 jam. kamu sudah membuatnya pingsan, lalu kamu turun ke bawah buka pintu.

00Melihat tidur Claura begitu nyenyak, melihat dia dari dalam selimut mengeluarkan dua kaki yang sangat indah, aku sekarang merasa tidak sanggup untuk melakukan itu.

00Tapi aku terpaksa mesti melakukan ini, dalam hatiku berkata, tidak apa-apa. hanya tidur semakin nyenyak saja, tunggu dia sadar, seperti apapun tidak pernah terjadi. Mengenai saat itu dia kehilangan barang, tidak bisa menyalahkan aku, dia pasti juga akan curiga Bang Badui mengirim orang untuk kesini maling.

00Lalu aku dengan tega, dari kantong mengeluarkan sapu tangan dan obat bius.

00Dengan hati-hati berjalan ke kasur Claura, menuangkan obat bius ke atas kain, agar aman, aku hanya menuangkan sepertiga botol saja.

00Saat obat bius terserap hingga ke kain, langsung tercium aroma yang menyengat, benar-benar tidak enak, sangat memukul kepala.

00Aku pikir mainan ini tidak akan ada aroma, tiba-tiba begitu menyengat, saat itu aku ragu, aroma yang begitu menyengat, aku pikir mungkin ini dietil ester, takut akan membangunkan Claura.

00Sampai saat ini, tiba-tiba muncul sebuah pemikiran di otakku, tidak benar, Bang Badui kenapa memakai obat yang begitu menyengat? dia bisa menggunakan yang lain, begini bukannya malah membuatku ketahuan?

00Masih berpikir, Claura benar mengeluarkan suara mendengus, lalu mulai membuka mata.

00Aku terkejut, tidak peduli banyak hal, dengan cepat menutup hidung Claura dengan kain.

00Claura saat itu tersadar, dia menggerakkan badan untuk melawan, dan aku menggunakan satu tangan lagi untuk menutup matanya, memegang kepalanya.

00Saat itu aku benar-benar sangat kacau, tidak disangka ada hari ini, aku begitu bisa menyakiti dia. Walaupun kejadiaan saat ini aku pernah membayangkan berkali-kali, tapi benar-benar terjadi, tidak ada kesenangan dalam membalas dendam, hanya tersisa ketakutan.

00Aku tau dia membuka mata, aku hanya berharap dia tidak melihatku saja.

00Saat sudah tidak ada reaksi lagi selama beberapa detik, tubuh Claura seketika lemas, dan dia pingsan.

00Panah yang sudah di tembakkan tidak dapat ditarik kembali, walaupun keadaan sudah terjadi, aku mau tidak mau melakukan sampai akhir.

00Lalu dengan langkah yang besar aku turun, dan membukakan pintu.

00Dengan cepat Bang Badui masuk, dia datang sendiri, membuatku diam-diam menghembuskan nafas, sepertinya memang hanya ingin mencuri barang.

00Sudah masuk hingga ruang tamu, Bang Badui langsung memperlihatkan tulisan yang sudah diketik, dia bertanya Claura sudah pingsan belum.

00Aku menganggukan kepala, bilang sudah diurus, sudah pingsan.

00Lalu dia langsung naik keatas, pergi ke arah kamar Claura.

00AKu melihat tujuan Bang badui begitu jelas, sepertinya sudah tau barang yang mau dicuri dimana.

00Aku ikut dia naik, sama-sama masuk kedalam kamar.

00Dia melihatku ikut masuk, langsung mengetik dan bilang: Kamu keluar dulu, barang ini tidak boleh dilihat siapapun, setelah aku selesai mencari aku akan langsung pergi.

00Aku tidak ingin pergi, hanya membalikkan badan, tapi Bang Badui masih memaksaku untuk pergi, aku masih teguh tidak ingin pergi, dan dia mengancam dengan menggunakan adikku, lalu dia memberikan kertas utang 200juta itu padaku.

00Akhirnya aku hanya mundur sampai di pintu, tapi aku tidak menutup pintu, aku berdiri di depan pintu kamar.

00Hanya Bang Badui dengan cepat langsung menutup pintu, sambil menutup pintu, di bibirnya dia dengan puas dan bahagia mengatakan: "Benar-benar orang bodoh, mudah sekali ditipu. Benar, Aku memang mau mencari barang,  tapi yang ingin dicuri adalah kesucian Claura. Haha, Barang yang hanya tidur dengan wanita, pasti sangat mengasyikkan!"


BAB 25 TERUS MENGGENDONGMU

00Saat aku mendengar Bang Badui ingin mencuri kesucian Claura, aku merasa seperti memukul diriku sendiri, reaksi pertamaku adalah marah, ingin menghajar mati Bang Badui. Dengan perasaan yang sangat kesal, semua salahku, aku yang bodoh, memancing serigala masuk ke rumah. Walaupun Claura wanita sombong yang pantas mendapat hukuman, kasih dia pelajaran, tapi tidak perlu Bang Badui yang ikut campur!

00Dan aku baru sadar kenapa Bang Badui memberiku obat bius yang begitu menyengat, dia sengaja melakukan itu. Sama seperti yang aku pikirkan,Bang Badui ingin saat aku membius Claura, membuat Claura terbangun, membuat dia melihat wajahku.

00Dengan begini, walaupun Claura diperkosa, dia akan merasa aku yang melakukannya, walaupun aku kedepannya menjelaskan bahwa Bang Badui yang melakukannya, dia tidak akan percaya.

00Tidak dapat dikatakan, perhitungan Bang Badui kali ini benar-benar bagus, tidak salah seorang rubah tua yang licik.

00Suara "Bang", Bang badui menutup pintunya.

00Hatiku seperti dicabik-cabik oleh sebuah pisau, seluruh badan diam tak berkutik berdiri ditempat.

00Memangnya aku mau melihat istriku diperkosa oleh orang lain?

00Dengan cepat suara Bang badui yang tidak enak didengar masuk kedalam telingaku: "Sayang, aku akan memilikimu, siapkan diri dengan baik! Ckck, bunga lily yang putih bersih. Meniduri makhluk seperti ini, cukup untukku bangga seumur hidup. Nona cantik, aku datang...."

00Aku sudah tidak sanggup lagi, Tidak bisa, aku harus menghentikannya!

00Tapi aku pakai apa menghentikannya? mungkinkah aku masuk dan bisa mengalahkan Bang Badui, tapi nanti? tidak usah ngomong Bang Badui kedepannya balas dendam, sekalipun aku menyelamatkan Claura, sampai dia tersadar, dia pasti akan menyalahkanku, membuatku setengah mati, pada saat itu aku akan benar-benar menderita, memindahkan batu malah kena kaki sendiri.

00Aku sangat kesulitan, aku ingin terobos masuk, aku bisa menjadi gembel, tetapi aku tidak bisa kehilangan prinsipku sebagai seorang pria!

00Saat aku akan mendobrak pintu, tiba-tiba aku terdengar suara Bang Badui: "Nona Manis, aku nanti akan memuaskanmu. aku pasang sebuah kamera dulu, kita rekam gambaran mesra kita berdua, baru mulai memuaskanmu."

00Ternyata Bang Badui mau merekam kejadian dimana Claura diperkosa, aku berpikir dia melakukan hal seperti ini, satu sebagai kenang-kenangan, kedepannya akan ada untungya. Kedua, memberikan dia sebuah jalan keluar, kedepannya kalau masalah ini ketauan, dan dilaporkan oleh Claura, dia bisa menggunakan video ini untuk mengancam Claura.

00Dan karena Bang badui ingin merekam perbuatan ini, membuatku memiliki kesempatan. Otakku berpikir dengan sangat cepat, dengan cepat aku menemukan sebuah cara.

00Aku memutuskan untuk melakukannya kembali, dan mengubah identitasku lagi.

00Lalu aku langsung menerobos kesan, aku menemukan topeng badut yang dulu aku gunakan untuk menyelamatkan Claura dari bawah lemari dapur, aku langsung menggunakan topeng itu, pada saat yang sama, aku mengganti pakaian yang tidak pernah aku kenakan sebelumnya.

00Setelah selesai bersiap aku segera menuju kesana, baru sampai depan pintu kamar, aku menengar suara Bang Badui yang tidak mengenakkan: "Sayang, kulitmu benar-benar begitu halus, aku sampai tidak tega untuk mengelusmu.menurutmu apakah aku harus membangunkanmu, atau tidur begini saja?"

00Mendengar ini, aku tahu aku tidak bisa menunggu lagi, tapi aku tidak bisa tanpa persiapan langsung menerobos masuk, lagian aku tidak tau kekuatan Bang Badui yang sebenarnya, kalau aku kalah, atau malah kehilangan semuanya, hingga topengku terlepas dan ketauan, aku benar-benar sial.

00Jadi aku tetap harus memiliki akal!

00Aku menuangkan sisa obat bius keatas kain, lalu pura-pura tuli dan bisu lagi, berteriak dengan tidak jelas.

00Aku berteriak dengan sangat malang, sangat memprihatinkan, seperti dipukul, dan meminta pertolongan.

00Rupanya, Bang Badui langsung tidak ada reaksi lagi, dia sepertinya mendengar suara keadaan diluar, lalu mengeluh: "Sial, Alwi si sampah itu kenapa, jangan-jangan dia diserang?"

00Lalu aku mendengar suara langkah kaki yang sangat hati-hati, Bang Badui sudah hampir sampai di depan pintu, ingin melihat ada kejadian apa.

00Aku bersembunyi di balik pintu, dengan cepat Bang Badui membuka pintu, dia baru mengeluarkan kepalanya, aku langsung menyerang, langsung menutupi mulut dan hidung Bang badui dengan kain yang sudah dituangkan obat bius.

00"Kamu, kurang ajar kamu siapa....?" Bang Badui kaget dan langsung bertanya, cuma dia belum selesai bertanya, dengan cepat dia sudah jatuh pingsan.

00Bang Badui seorang lelaki gendut yang memiliki perut besar seorang pemabok, dengan kuat menuju kearahku, untungnya aku tidak lemah, kalau tidak aku pasti sudah ditimpa olehnya.

00Memeluk badan Bang Badui yang gendut, Jantungku langsung berdebar keras, rasanya hampir keluar dari tenggorakkanku, gelisah, takut, perasaan senang karena membalas dendam, tentu saja ada kebangaan karena menyelamatkan Claura, semua perasaan ini tercampur di hati saya, membuatku sedikit kacau.

00Aku harus tenang!

00Aku mengulurkan kedua tangan dan mengeluarkan tenaga, lalu menarik tubuh Bang Badui turun kebawah.

00Aku melihat mobil BMW bangbadui di jalan tidak jauh dari pintu, lalu aku berpura-pura membawa Bang Badui ke mobil dan mengeluarkan kunci darinya untuk membantunya masuk kedalam mobil.

00Aku dulu supir membawa barang untuk jarak jauh, jadi aku pernah belajar sedikit tentang mobil, walaupun bagiku BMW sedikit mewah, tapi setelah aku belajar sebentar, masih bisa mengendarai mobilnya, mengemudi dan pergi dari sana.

00Tunggu sampai sudah sedikit jauh dari rumah Claura, aku baru menghentikan mobil.

00Awalnya aku hanya ingin pergi begitu saja, lalu aku balik berpikir, tunggu Bang Badui terbangun, terlalu mudah untuk mencurigai aku.

00Lalu aku mencari ponsel Bang Badui, lalu mengeluarkan belati dari dalam sakunya.

00Aku meletakkan belati dibawah leher Bang Badui, sampai aku memberanikan diri untuk menggores kulit luarnya, dan disaat bersamaan aku menggunakan ponselnya untuk merekam.

00Aku memegang belati, dengan dingin mengatakan: "Brengsek, kasih kamu kesempatan untuk hidup. kalau lain kali kamu berani menyentuh Claura lagi, aku akan mengambil nyawamu."

00DaIam sejenak, aku sengaja mengatakan sesuatu lagi: " Identitas Claura kamu tidak kenal, sampah sepertimu lebih baik menjauh darinya, ini adalah peringatan dariku untukmu."

00Selesai berbicara, aku menggores lehernya, lalu turun dari mobil.

00Setelah turun dari mobil, aku berlari sepanjang jalan, saat itu tangan dan hatiku dipenuhi dengan keringat dingin, bukan panas, tapi diakibatkan oleh kaget dan gugup. Karena perbuatanku benar-benar berbahaya, terlalu berbahaya, butuh mengumpulkan seluruh keberanian baru aku dapat melakukan hal seperti ini.

00Satu hembusan nafas, aku sudah berlari ratusan meter, aku baru pelan-pelan menenangkan diri. Aku merasa aku melakukannya terlalu sempurna, asalkan aku nanti akan melakukan langkah berikutnya, Bang Badui tidak akan mencurigai laki-laki bertopeng itu adalah aku, karena aku berakting cukup bagus, sebuah sikap yang sangat dingin dan sangat berbeda dari aku.

00Barulah aku memanggil sebuah taksi pulang, kalau waktunya dihitung, Claura masih ada setengah jam lagi baru sadar.

00Rupanya, aku sampai rumahnya dia masih terbaring di ranjang, Kaos Claura sudah diangkat oleh Bang badui, tapi belum terlihat bagian dada, hanya terlihat pusar dan pinggangnya.

00Membuatku menghembuskan napas, untung tidak dinikmati oleh Bang badui.

00Aku tidak jelas Claura sebelum pingsan ada melihat wajahku atau tidak, tapi untuk memastikan, aku harus melakukan hal berikutnya, membuat Claura menyalahkan Bang Badui.

00Lalu aku menarik Claura, mengendong dia.

00Dadanya yang besar menempel di punggungku, membuatku dipenuhi tenaga.

00Aku menggendongnya begitu saja, berjalan kira-kira 10menit, barulah tiba disebuah taman, aku tidak menurunkan dia, lalu duduk bersama di sebuah bangku panjang.

00Malam hari begitu sunyi, hanya kami berdua, aku bisa mendengar suara napas dia yang kecil, membawa sedikit aroma wanita, dia yang diam begitu cantik, aura yang membuat orang tak bisa menahan, yang aku mau bukan dia yang selalu menganggu dan menghinaku, aku pasti akan benar-benar mencintai dia.

00Saat sedang mengeluh nasib yang tidak adil, begitu mempermainkan kehidupan seseorang, Claura yang dibelakang tiba-tiba mengeluarkan suara, dia mengambil napas yang begitu banyak, aku tau dia akan tersadar.

00Lalu semangatku berkumpul semua, saat seperti ini tidak boleh merasa puas, karena Claura pasti sangat penasaran rupaku seperti apa, kemungkinan dia akan melepaskan topengku.

00Segera dia mendengus pelan, dan meregangkan pinggangnya, memukul  lembut di leherku, dan aku merasa sangat nyaman.

00Saat dia menggerakkan pinggangnya, dadanya yang lembut di punggungku sangat terasa, membuat wajahku memerah, untungnya aku mengenakan topeng, kalau tidak pasti sudah ketahuan.

00"Ah, Si jelek, kamu?" Dengan cepat, suara Claura yang sedikit gugup terdengar di telingaku.

00Karena dulu aku tidak memberi tahu namaku, hanya mengatakan aku adalah si jelek, tidak disangka Claura benar-benar memanggilku si jelek, tapi terdengar dia tidak memiliki niat jahat, dia yang tidak sombong rupanya lumayan lucu.

00Aku berpura-pura tenang, dengan lembut dan menarik, dengan sedikit arogan mengatakan: "Kamu sudah sadar, baguslah kalau tidak apa-apa."

00Dengan cepat dia mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri, dan berkata:" kepalaku sedikit sakit, aku tidak ingat dengan jelas, sepertinya ada orang yang membuatku pingsan, dan kamu yang menyelamatkan aku?"

00Aku tidak berbicara apa-apa, hanya pelan-pelan meletakkannya duduk di atas kursi panjang.

00Dua pipinya segera memerah, dia sedikit malu berkata: "Terima kasih, malah terus mengendongku, kenapa tidak dari awal menurunkan aku, mengendongku seperti ini, kamu pasti capek."

00Aku mendonggakkan kepala melihat ke arah jauh, berkata dengan pelan: "kamu habis dibius, kamu setelah pingsan suhu tubuhmu menurun, suhu tubuhku bisa membuatmu tidak mudah masuk angin, jadi aku terus mengendongmu."


BAB 26 MATIPUN YA BIARKANLAH


00Setelah mendengar alasan mengapa aku setiap saat harus menggendong dia, pipinya Claura pun semakin memerah, seakan-akan seperti telah meminum dua botol bir kecil, beneran sangat menarik.

00Melihat ekspresinya, aku pun merasa sedikit tenang, itu menandakan bahwa dia sama sekali tidak mengenalku. Samaranku sangat bagus, jadi dari sisi bang Badui pun kemungkinan juga tidak akan terbongkar.

00Tapi wajar saja, di pandangan mata mereka, aku adalah seorang pecundang, badanku lemah dan mudah ketakutan. Jadi tidak mungkin dapat melakukan hal yang berani seperti ini.

00Dia melihat bahwa aku sedang memandangnya, Claura pun juga menundukkan kepalanya. Tetapi dalam sesaat dia pun kembali ke aura dingin yang seperti semulanya. Dia menyisiri rambutnya, dan kemudian perlahan-lahan berdiri sambil memegang bangkunya.

00Setelah berdiri, dia pun menanyakanku:" Ini sudah kedua kalinya kamu menyelamatkan aku, aku merasa ini bukan suatu kebetulan saja kan. Apakah kamu mengenal aku?"

00Tidak perlu dikatakan lagi, Claura adalah wanita yang pintar, dan juga selalu berwaspada. Meskipun aku sudah menyelamatkannya bagaikan seorang pangeran, dan dia juga terlihat seakan-akan tertarik denganku, tapi dia tetap saja sadar. Aku berpikir bahwa andaikan dia seperti wanita yang lainnya, dari awal sudah pasti akan tergila-dila denganku bukan?

00Dalam perjalanan, aku sudah memikirkan segala alasannya, makannya aku langsung menghadap ke Mawar dan berkata :"Tidak salah lagi, aku mengenal kamu, namamu adalah Claura."

00Claura menatapku dengan matanya yang besar dan lanjut bertanya ke aku :"Kamu selalu mengikuti aku? Apakah kamu yang dikirim oleh paman Qin untuk menyelamatkan aku?"

00Aku diam-diam mengingatkan informasi Claura yang satu ini, aku merasa bahwa paman Qin pastinya adalah orang yang sangat penting baginya.

00Aku menggelengkan kepala dan berkata : Bukan, tidak ada hubungannya aku menyelamatkanmu dengan orang lain, aku hanya melihat saja dan merasa ingin menyelamatkanmu.

00Dia pun terbengong, kemudian langsung menatapku, seakan-akan ingin melihat apakah aku ada berbohong atau tidak.

00Karena aku sedang memakai topeng, makannya aku juga berani dan tidak memalingkan matanya. Aku pun berusaha untuk memandangnya dengan tatapan penuh kelembutan.

00Dengan cepat dia memalingkan pandangannya, dan dengan gagap berbicara: "kamu, apakah kamu menyukaiku?"

00Setelah selesai bertanya, dia dengan malunya memiringkan kepalanya.

00bisa dikatakan, disaat ini Claura memiliki sebuah ketertarikan yang tidak dapat diungkapkan, sedikit lagi hampir saja membuatku terpesona.

00Tetapi saat aku memikirkan dia yang menghinaku, aku pun kembali menjadi normal. Aku pun berusaha mengendalikan perasaanku, dengan mudah menjawab:"Tidak suka, hanya saja sejalan menyelamatkanmu."

00Setelah selesai mengucapkan kalimat ini, aku tiba-tiba kepikiran dewi yang memakai topi tersebut , dia bilang sejalan menyelamatkanku, aku sama sekali tidak pernah kebayang bahwa suatu hari, aku dapat berkata demikian ke CLaura

00Setelah mendengar perkataanku, raut wajah Claura pun berubah menjadi masam, dengan terus terang berkata bahwa dia tidak menyukainya, dimana sudah pasti membuat dia sedikit malu. Namun, dia pun kembali mengendalikan suasana hatinya. Aku merasa bahwa keuntungannya adalah penyelamatnya. Jika itu adalah orang lain, ada kemungkinan dia dengan tangannya sendiri memberi pelajaran ke orang itu.

00Dia terus melihatku, setelah itu berkata : "kamu membohongikukan, bilang tidak menyukaiku, tapi mengapa kamu  selalu mengikuti aku? Dan kamu juga berkata bahwa kamu bukan utusan paman Qin, jangan katakan bahwa kamu mengikutiku dengan tujuan lainkah?"

00Aku pun langsung membalas: " Aku sama sekali tidak mengikutimu. Alasan aku menyelamatkanmu kedua kalinya adalah karena Bang Badui. Bang Badui dan aku memiliki dendam tersendiri, dan akhir-akhir ini aku sedang mengikutinya, dan kebetulan sekali aku menemukannya sedang menganiayai kamu, makannya aku pun turun tangan menyelamatkanmu."

00Melihatku membalas seperti itu, Claura pun sama sekali tidak berkata apapun. Aku pun melihat ada jejak sesuatu kehilangan di wajahnya, kelihatan bahwa 'dia' itu tertarik denganku.

00Dengan cepat Claura merespon kembali perkataanku, wajahnya terlihat terkejut dan berkata: "Hah? Bang Badui? Mengapa aku dengan samar mengingat bahwa suamiku-lah yang membuatku pingsan."

00Setelah selesai mengatakan kata suami, Claura dengan sibuknya menjelaskan:"Aaa, dia bukanlah suamiku, dibilang pun kamu juga tak akan mengerti, lain kali akan aku jelaskan kekamu."

00Claura tidak mengakui bahwa aku adalah suaminya, dengan alaminya ingin 'aku' perpikir sudah tidak ada kesempatan, ingin membuat 'aku' tahu bahwa dia masih lajang. Ini sungguh membuat hatiku menderita.

00Dan hatiku dengan cepat berdebar, si Claura sebenarnya telah melihatku, tapi dia sama sekali tidak yakin bahwa akulah yang telah membuatnya pingsan.

00Jadinya aku pun langsung berkata kepadanya: "Bukan suamimu, dia pun dengan tangannya sendiri pergi menolongmu. Jika bukan dia yang telah mempersulitkan Bang Badui, aku pun tidak akan sempat menyelamatkanmu. Tetapi, dia akhirnya dipukul oleh Bang Badui, dan masih terluka."

00Aku berkata demikian, itu karena ingin memberi diri sendiri kesan yang baik,supaya aku mendapatkan tempat di dalam hatinya Claura.

00Aku sama sekali tidak memikirkannya. Saat dia mendengar namaku, dengan dingin mendengus dan berkata: "Huh, pecundang itu masih saja menyelamatkan orang-orang. Kamu jangan salah paham, dia beneran bukan suamiku."

00Perkataan Claura membuatku semakin menderita. Dia beneran sama sekali tidak terkesan denganku.

00Aku merasa jika kita sekali lagi saling berhadapan seperti ini, suasa hatiku sudah pasti tidak dapat dikendalikan lagi, ada kemungkinan besar akan meledak. Dan tujuanku juga sudah tercapai, Claura terlihat sudah mempercayai perkataanku dan tombaknya telah mengarah ke Bang Badui.

00Aku pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi, aku langsung berkata:"Kamu dengan suamimu sama sekali tidak ada hubungannya denganku, dan karena kamu baik-baik saja, aku sekarang akan pergi."

00Kemudian aku membalikkan badanku dan segera pergi. Tapi saat aku berjalan kurang dari dua langkah, claula tiba-tiba berteriak menyuruhku berhenti.

00"Itu, tuan badut, aku......"

00Aku membalikkan kepalaku kearahnya, dengan sangat dingin bertanya ke dia: "kamu masih ada urusan apa lagi?"

00Claura sedikit membuka bibir merahnya yang seksi itu, namun ingin berkata tapi juga berhenti, seakan-akan ada sesuatu yang menghalanginya untuk berbicara denganku.

00Aku terbengong sesaat, dibenak berpikit dia tidak mungkin ingin menyatakan cintanya kan?

00Aku berpura-pura untuk tenang, dan terus dengan santai bertanya ke dia:" Jika kamu ada masalah, jangan ragu-ragu untuk menyatakannya, aku akan mendengarkannya."

00Dia berhembus, seakan-akan sudah melakukan keputusan yang sulit.

00Akhirnya, dia dengan ragu berkata kepadaku:"Itu, aku, aku ingin meminjam sesuatu denganmu."

00Aku ragu sejenak, berpikir ada barang apa yang dapat kupinjamkan ke Claura.

00Aku bertanya ke dia barang apa, wajahnya yang cantik tersebut langsung memerah, seakan-akan seperti tomat.

00Dia menundukkan kepalanya, dengan sedikit malu berkata kepadaku:"Ibuku sangat menginginkan aku memberikan dia seorang cucu, aku, aku sebenarnya tidak ingin mengandung bijinya pecundang itu, makannya, aku... ... aku ingin bertanya apakah kamu dapat membantuku untuk meminjami barang itu ... ...?

00Yang dimaksud Claura sudah pasti aku memahaminya, anjir, bukankah dia ingin tidur denganku? Perkataan ini penuh dengan makna , tidak heran jika dia pun menjadi malu.

00Barang yang ingin dimaksud untuk dipinjam, dia sialnya ingin meminjam sperma loh!

00Saat aku memikirkan betapa kerasnya aku melatihi badanku akhir-akhir ini, dan tiap hari aku memakan makanan yang mengandung asam, tentu saja demi membuat Claura dapat hamil seorang anak laki-laki. Tidak pernah terbayangkan bahwa disaat kritis ini,dia ingin tidur bersama dengan lelaki lain!

00Aku merasa bahwa harga diriku telah menerima penghinaan yang besar, dan aku hampir saja loncat dengan penuh kemarahan.

00Di saat itu, ingin sekali aku merobek topeng wajah ini dan berkata kepadanya, laki-laki yang ingin kamu tiduri, yang ingin kamu ngandungi anaknya, adalah pecundang yang selalu dia pandang rendah, yang membuat tidak dapat menunjukkan mukanya.

00Tapi aku tidak berani melakukannya, jika aku beneran melakukannya, aku akan kehilangan segala yang ada. Aku tidak akan mengatakan apapun, aku akan membuat clau menjadi gila, membuat merasa bahwa hidup itu sama saja dengan kematian.

00Aku mengendalikan amarahku dan segera memiringkan kepalaku kesebelah, kemudian berkata kepadanya : "Maaf, aku tidak dapat membantu, aku bukan orang seperti itu."

00Kemudian aku pun membalikkan badan dan pergi, tapi amarah di dalam hatiku tidak dapat dipadamkan.

00Karena itu, aku tidak dapat menahankan diri dan memutar kepalaku dan dengan dingin mengatakan sebuah kalimat :"claudia, aku berharap bahwa kamu pantas diselamatkan olehku, aku tidak ingin kamu menjadi wanita yang tidak menghargai dirinya sendiri."

00Setelah selesai berbicara, aku memutar balik kepalaku dan langsung pergi. Saat aku mengatakan kalimat ini, aku merasa bahwa dadaku terlepas dari segala beban yang ada.

00Aku dengan sekali napas berjalan sangat jauh, dan akhirnya menghilang dalam kegelapan. Sekarang aku sangat menyukai memakai topeng badut ini, membuatku yang selalu menjadi bahan tawaan dunia ini mempunyai sebuah kelegaan di hatinya.

00Tetapi aku tidak boleh tergila-gila dengan identitas ini, masih ada banyak hal penting yang sedang menungguku untuk mengerjakannya.

00Aku dengan segera memberhentikan sebuah taxi, dan yang pertama kali dilakukan adalah terburu-buru pulang kerumah. Aku melepaskan topengku dan bajuku dan kemudian mengenakan setelan.

00Aku beberapa kali merobek baju ini. Seakan-akan seperti barusan mengalami pertempuran yang sengit. Aku ingin membuat Claura percaya bahwa aku dan Bang Badui bertempur demi dia.

00Namun aku merasa ini tidak cukup. Walaupun terhitung memuaskan Claura, pada akhirnya di bagian Bang Badui pun kurang enak menjelaskannya.

00Makannya sampai akhir, aku pun membuat keputusan yang gila.

00Aku mengambil keluar pisau belati tersebut dan kemudian menusuk ke bagian kanan dada. Walaupun aku tidak menggunakan kekuatan, bagian tajam pisau belati itu dapat menggores kulitku, dimana membuatku merasa sangat kesakitan.

00Rasa sakitnya menyebar ke seluruh tubuhku, tapi perlahan-lahan aku menjadi mati rasa

00Keringatnya pun bercucuran dari jidatku. Namun, aku sama sekali tidak berteriak melainkan tertawa karena saking sakitnya.

00Aku tertawa sambil memberitahukan diriku, aku ingin menggunakan pisau ini untuk memperingatkan diriku bahwa pria itu tidak kejam dan tumik kakinya tidak stabil. Mulai saat ini, aku Alwi tidak hanya menjadi kejam ke diri sendiri, menghadapi orang lain pun juga akan kejam!

00Melihat darah segar yang perlahan-lahan keluar dari dadaku, aku memperkirakan bahwa selanjutnya, Claura akan segera balik ke rumah. Oleh sebab itu, aku pun menjatuhkan diri ke lantai, supaya membuat darah tersebut mewarnai kemeja putihku.

00Aku pun membaringkan badanku dan tidak bergerak. Kira-kira setelah lima-enam menit kemudian, Claura pun pulang kerumah.

00Setelah melihatnya pulang, aku pun mulai merintih kesakitan, seakan-akan sudah hampir mau pingsan saja.

00Claura melihatku berbaring dilantai, dia pun segera membeku, langkah kakinya pun juga berhenti.

00Aku berpikir bahwa adegan ini pastinya membuatnya sepenuhnya percaya tentang apa yang aku katakan saat aku sedang mengenakan topeng badut itu. Demi dia, aku pun berkelahi dengan Bang Badui, terluka dan ditusuk menggunakan pisau.

00Aku dengan rendah berpikir, aku pun sudah seperti ini, Claura kemungkinan akan memperlakukanku dengan baik bukan?

00Dengan cepat, Claura langsung ke sebelah sisinya.

00Aku menunggu dia menarikku keatas dan mengucapkan kata terima kasih. Hanya dua kata sederhana ini saja sudah cukup bagiku, aku pun sudah merasa sangat puas.

00Tidak terpikirkan olehku saat dia datang ke sebelahku, dia pun menendangku menggunakan hak tingginya dan secara bersamaan mulutnya dengan penuh kejijikan berkata: Memelihara anjing masih bisa menjaga rumah,  apa gunanya si sampah ini, masih juga membiarkan orang jahat masuk kemari. 

00Dia pun dengan penuh amarah berkata: Kamu adalah pecundang yang masih ingin menyelamatkan orang lain, masih juga tidak melihat diri sendiri beratnya seperti apa, mati pun ya biarkanlah. 

BAB 27 PRIA BERTOPENG ITU ADALAH AKU

00Claura berkata bahwa aku si pecundang tidak memiliki kualifikasi untuk menyelamatkan seseorang, jika aku mati pun ya biarkan saja.

00Perkataan dia ini sangat tajam bagaikan sebuah pissau, dalam sesaat menusuk. Perkataannya masih dicungkil di hati, dimana sakitnya membuatku seperti kehilangan jiwaku.

00Dia bagaimana bisa memperlakukanku seperti ini? Sekalipun dia memandang rendah diriku dan berulang kali membenciku, aku pun  demi menyelamatkannya  terluka. Tidak adakah sedikit rasa terharu di hatinya?

00Hatiku terasa sangat sakit, sakitnya bahkan lebih parah dibandingkan saat ditusuk dengan pisau ke dada.

00Akhirnya, Claura pun sekali lagi menendang bokongku. Melihatku masih dapat bergerak dan tidak mati, dia pun langsung pergi ke kamarnya.

00Aku sedikit kecewa, masih tetap terdiam berbaring di atas lantai.

00Tapi dengan cepat aku pun merasa tenang. Claura pasti masih marah. Aku yang sebelumnya memakai topeng itu telah memberinya  pelajaran  dan menolak untuk meminjamkan spermaku. Amarahnya sudah pasti hingga titik puncak dan merasa sangat malu, makannya dia melepaskan amarahnya ke aku.

00Aku berpikir bahwa intinya akulah yang membuat dia marah, yang mana membuatku merasa sedikit membaik, dan setidaknya aku telah membuatnya yakin bahwa si pria badut dengan aku bukan orang yang sama. Masalah hari ini semuanya didorong ke Bang Badui. Rencanaku telah sukses.

00Jadi aku pun berusaha untuk berdiri, menutupi luka di dada dan pergi meninggalkan rumah.

00Aku tidak langsung pergi ke rumah sakit, malahan pergi ke gang yang cukup kecil dan kemudian mengirim sebuah pesan singkat ke Bang Badui.

00Aku berkata: Bos Bang Badui, kamu ada dimana. Selamatkan aku, aku akan mati.

00Aku meminta pertolongan ke Bang Badui, sewajarnya bukan bersungguh-sungguh ingin meminta bantuan, juga bukan ingin meminta keterangan situasinya, aku hanya ingin melanjutkan sandiwaraku dan membuatnya terlihat semakin realistis  supaya dia tidak menghubungkan aku dengan pria bertopeng yang telah membuatnya pingsan itu.

00Sesuai dugaan, Bang Badui pun terbangun. Dengan cepat dia membalikkan pesanku dan bertanya aku sekarang berada dimana.

00Aku berkata bahwa aku baru saja terbangun, seluruh tubuhku telah tertancap pisau dan kemungkinan akan mati. Aku sangat takut dan berada di gang jalan Ankang.

00Bang Badui menyuruhku untuk jangan panik dan berkata bahwa dia dengan cepat akan datang kemari. Aku tahu bahwa dia dengan giatnya datang kemari melihatku, bukan berarti dia mengkhawatirkanku, melainkan ingin memahami masalah tersebut.

00Tiga puluh menit kemudian, Bang Badui pun tiba. Dia tentu saja ketakutan dan tidak berdatang sendirian, dan masih juga membawa dua adiknya..

00Melihatku terbaring disana seperti anjing yang mati, Bang Badui pun tidak memiliki kecurigaan. Dia mengulurkan tangannya dan menepuk pundakku, kemudian ada orang lain yang membantu mengangkatku ke mobil.

00Dia pun membawaku ke klinik terdekat untuk diperban. Disaat itu, semua orang sedang tidur. Adiknya lah yang mendobrak pintu dan memanggil orang untuk memesan. Aku berpikir bahwa orang-orang ini sungguh berkuasa, mirip dengan bandit yang muncul di TV. Mereka terlihat terluka pun juga tidak akan suka pergi ke rumah sakit umum, Aku merasa yang ditakutkan Bang Badui pun sudah ribet, yaitu Claura menelepon polisi demikian, sehingga mereka pun tidak pergi ke rumah sakit pada umumnya.  

00Setelah selesai diperban, Bang Badui mengetik dan menanyakan situasi apa yang telah terjadi, siapa yang melukaiku dan apa yang bermasalah dengan dirinya.

00Jadi aku pun menceritakan cerita yang aku ngarang sendiri. Aku mengetik bahwa aku seharusnya membantu Bang Badui menjaga pintu, dan tiba-tiba ada orang yang menerobos masuk kedalam. Orang ini sangat kuat dan juga memakai topeng badut. Aku pun tidak mengenalnya. Dia pun menghantamku saat dia kemari. Aku bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menghindar dan berbicara. Jadinya aku berusaha sebisa mungkin meneriak sebelum aku jatuh pingsan, berharap Bang Badui telah mendengarkannya. Akhirnya aku pun pingsan dan saat terbangun, aku menyadari bahwa diriku telah ditusuk dengan pisau dan dipindahkan ke gang ini. Jadi aku pun saking terkejutnya meminta bantuan ke Bang Badui karena aku sendiri tidak tahu siapa yang dapat membantuku.

00Perkataanku cukup masuk akal dan jika dibandingkan dengan situasi sekarang pun terlihat tidak ada cacatnya. Bang Badui dan Claura sama saja, mereka berdua sama sekali tidak mencurigai aku.

00Dia menyalakan rokoknya dan meletakkannya ke dalam mulutnya. Kemudian dia mengetik dan berkata bahwa kali ini dia sangat ceroboh. Dia mengira bahwa itu adalah malam yang besar, dan juga masih di rumahnya Claura, dan seharusnya masih aman. Tidak disangka bahwa di sekitar Claura masih ada orang yang diam-diam melindunginya dan dia pun berkata bahwa dia telah melibatkan aku. Bang Badui pun berkata bahwa walaupun telah gagal, dia sebelumnya berjanji tidak akan menyesal telah menjanjikanku beberapa kondisi tersebut. Dia juga berkata bahwa dia masih bisa memberiku waktu untuk beristirahat dirumah.

00Aku membuat ekspresi penuh dengan kejengkelan, kemudian dengan penuh kebencian mengetik : Claura telah melihat wajahku, dia pasti ingin memberi perhitungan denganku. Aku bagaimana mungkin masih berani pulang kerumah. Bos Bang Badui, apakah kamu bisa memberiku tempat tinggal?

00Bang Badui pun berkata tidak masalah dan kemudian dia membawaku balik ke bar. Dia benar-benar memberiku gudang yang terletak di belakang panggung, yang di dalamnya terdapat ranjang yang sudah rusak dimana menurutku itu sudah cukup.

00Melihat Bang Badui sangat perhatian, dengan ditinggalkan masalah yang sebelumnya, dari awal aku saking terharunya ingin menetaskan air mata, aku pun jadi ingin bekerja keras untuknya. Namun, aku tahu bahwa tidak ada yang namanya gratisan di dunia ini. Alasan mengapa Bang Badui memperlakukanku dengan baik adalah dia melihat bahwa aku masih berguna untuk dipakai.

00Sesuai dugaan, sebelum berangkat, Bang Badui dengan bersungguh-sungguh mengetik ke aku untuk memintaku dengan segera meminta maaf ke Claura, meminta dia untuk menganpuniku agar aku dapat dengan cepat pulang ke rumah untuk memberikan informasi dan kondisinya Claura kepadanya.

00Aku menganggukkan kepalaku, tapi hatiku sudah bulat keputusannya. Untuk sementara, aku harus beberapa hari menetap di bar, jangan balik dulu ke rumah. Walaupun aku di matanya Claura hanya sebuah semut kecil yang tidak diperhatikan, tapi aku ingin dia tahu seberapa aku di tindas dan dihina olehnya hingga menjadi seperti ini. Setidaknya aku masih memiliki opini bahwa aku sepenuhnya bukan tempat untuk menampung amarahnya. Aku masih memiliki perasaan dan bisa kabur dari rumah.

00Kemudian aku pun beristirahat. Kemudian aku tinggal di gudang ini selama beberapa hari. Bang Badui memberiku libur. Aku pun juga tidak pergi kerja, aku biasanya menetap disini dan tidak pergi kemana-mana.

00Tidur di ranjang yang sempit, aku pun tidak dapat menahankan diri untuk mempikirkan masa depanku. Aku merasa diriku seperti seorang tahanan. Apakah ini kehidupan yang aku inginkan, apakah aku sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengubahnya?

00Aku berpikir bahwa jika aku tidak mengumpulkan uang demi membayar biaya pengobatan adik perempuaku, aku dari awal sudah akan meninggalkan kota ini. Walaupun aku harus berkerja lebih keras dan lebih letih, aku pun rela menerimanya.

00Tapi sekarang sudah tidak mungkin. Aku dengan susahnya bertemu dengan Mawar dan Claura, ibu dan anak yang kaya raya, dan juga telah menderita begitu banyak dan menerima begitu banyak kesalahan. Jika aku tidak memiliki uang yang cukup, aku benar-benar tidak akan tenang!

00Tiga atau empat hari lewat dengan begitu cepatnya, tubuhku juga sudah pulih.

00Dan pada akhir-akhir ini, Claura dari dulu tidak pernah mengirimkan pesan kepadaku, dia dari dulu tidak pernah menanyakan keberadaanku. Mungkin aku dengan begini akan menghilang dari kehidupannya untuk selamanya. Dia sedikit pun tidak akan memperdulikan aku, benar bukan?

00Yang bikin aku penasaran adalah bagaimana dia bisa menjelaskannya kepada Mawar? Dia tidak mungkin telah mencari pria lain untuk melahirkan anak bukan?

00Saat mempikirkan ini, aku tiba-tiba sedikit merasa ketakutan. Aku sudah bersiap pergi mencari Felicia untuk mencari informasi situasinya, tapi sayang aku tidak memiliki nomor teleponnya Felicia. Oleh sebab itu, aku harus menunggu dia selesai bernyani dan diam-diam pergi mencarinya.

00Bisa dikatakan juga kebetulan bahwa kami berdua saling sepemikiran. Aku belum mencarinya, tapi dia sendiri tiba-tiba mencariku.

00Pada malam itu, aku sedang berbaring sambil melamun, tiba-tiba pintu kamar pun terbuka. Aku dengan waspada memutar kepalaku untuk melihat, dan menyadari bahwa Felicia sedang melihat kearah kepalaku. Dia membungkuk setengah badannya, aku juga tidak tahu apakah itu disengaja atau tidak. Aku kebetulan dapat melihat sedikit belahan dadanya, beneran ingin memegangnya!

00 Adik perjaka, sudah beberapa hari kita tidak ketemuan, kamu masih saja mesum ya. Matamu sedang melihat kemana hah?

00Dengan cepat suara Felicia pun melembut. Kemudian dia masuk dan menutup pintu kamar.

00Aku dengan canggungnya menundukkan kepala dan tidak berani melihatnya.

00Dan saat dia berjalan hingga kesebelahku, dia dengan sengajanya menunjukkan dadanya kepadaku dan dengan senyuman tipis berkata :   Adik perjaka, kamu jangan melihat saja, kemarilah, kakak mengizinkanmu untuk menyentuhnya.

00Bagaimana mungkin aku berani melakukannya hah? Aku pun tetap menundukkan kepala, tapi tidak dapat menahan diri dan tersedak. Karena ruangannya sangat sepi, bahkan saat aku menelan ludah pun terdengar oleh Felicia. Karena itu, senyuman yang menggoda itu pun muncul sehingga membuatku semakin merasa canggung.

00Dengan cepat aku pun balik seperti semula. Karena Felicia tahu bahwa aku ini bukan tuli ataupun bisu, makannya aku dengan pelan berkata : Kak Fel, kamu jangan isengin aku, ada masalah apa kamu datang mencariku? 

00Dia pun menunjukkan senyumannya yang begitu menawan, kemudia mengulurkan jarinya yang kurus-panjang dan meyentuh daguku. Dengan suaranya yang manis dan lembut berkata: Mengapa, jika aku tidak ada urusan apakah tidak boleh pergi mencarimu untuk bermain? 

00Aku dengan bombing membalas: Aku, apa serunya bermain denganku.

00Dia awalnya melihat wajahku sambil tersenyum. Tiba-tiba dia melihat kebawah dan berhenti di bagian terpentingku. Dia berkata dengan penuh godaan: Adik, dibagian situ kamu pun juga seru loh, kakak ini belum pernah bermain dengannya loh. 

00Aku berpikir bahwa Felicia sedang bermain-main saja. Jika beneran ingin melakukan hal begituan dengannya, dia pastinya tidak akan memperbolehkan untuk menyentuhnya. Dia secara khusus hanya bertugas untuk menyalakan apinya dan bukan untuk memadamnya.

00Aku yang dikontrol Felicia hanya terdiam saja. Karena jika dia mencariku, dia pastinya akan segera langsung membicarakannya.

00Sesuai dugaan, dia dengan cepat berkata kepadaku: Baiklah, kakak tidak akan isenginmu lagi. Hari ini aku datang kemari karena ingin meberitahukan suatu masalah.

00Aku dengan sibuknya bertanya ada masalah apa. Dia ada sedikit marah dan berkata kepadaku dengan nada cemburu: huh, bisa ada masalah apa, masih saja semuanya salah adik. Karena kamu berhasil mengagumkan Claura. Sekarang Claura sudah jarang dengan kakak. Kakak sungguh sangat sedih.

00Aku benar-benar telah dibuat canggung oleh Felicia. Ada perasaan yang sedikit mengganjal di hatiku. Si rubah ini sungguh dapat menggoda orang-orang.

00Aku menenangkan diri dan bertanya kepadanya: Kak Fel, kamu jangan isengin aku lagi. Sebenarnya ada masalah apa? Buruan bicaranya. Nanti kemungkinan Bang Badui akan datang kemari.

00Felicia masih lanjut dengan senyuman menggodanya dan berkata: Claura akhir-akhir ini telah tertarik dengan seorang pria. Dia adalah penyelamat dan pahlawan baginya. Karena dia, hubungan kami berdua pun semakin menjauh.

00Sesaat aku merasa tegang. Tidak pernah terbayangkan olehku bahwa Claura beneran memikirkan  aku  si badut ini.

00Aku berpura-pura terkejut dan bertanya kepada Felicia: Hah? Siapakah orang itu? Untuk apa kamu memberitahukannya kepadaku? Aku aslinya juga bukanlah suaminya. Sekalipun dia beneran menyukai pria lain, aku pun tidak dapat melakukan apa-apa. Bahkan dari awal pun dia sudah memandang rendah diriku.

00Aku tidak menduga bahwa setelah selesai mengatakannya, Felicia pun tiba-tiba memegang erat  leherku dan menarik kepalaku ke depan mukanya dan dengan pelan berkata: Pahlawan itu adalah kamu. 

BAB 28 MENGINGINKAN NYAWAKU



00Felicia berkata bahwa pahlawan itu adalah aku. Aku pun terkejut dan sesaat tercengang. Apakah kedokku telah terbongkar?

00Namun, responku juga sangat cepat. Aku sekilas memandang Felicia, dari matanya yang besar dan menawan itu, aku melihat tanda-tanda dia ingin menggali sesuatu. Dia sedang ngeledakin aku!

00Dia kemungkinan berdasarkan kepandaianku berbicara dan juga mudah berkomunikasi dengan Claura, menebak bahwa orang yang telah menyelamatkan Claura itu adalah aku.

00Walaupun aku dan Felicia sudah saling  jujur , tapi aku masih belum mau mengakui identitas yang satu ini. Pertama, karena aku menyukai identitas yang sendirian dan misterius ini dan tidak ingin memberitahukannya ke orang lain. Selain itu, aku dan Felicia bagaimanapun juga bukan teman yang sesungguhnya. Diriku sendiri tidak dapat mengakuinya. Jika Claura, apalagi Bang Badui yang mengetahuinya, aku kemungkinan harus menanggung semua beban ini.

00Oleh karena itu, aku menggelengkan kepalaku dan berkata kepadanya: Kak Fel,apa maksud kakak? Aku tidak memahaminya, pahlawan apakah diriku?

00Dia tertawa kecil dan lanjut memegang daguku.  Dia menatapku tanpa mengedip, dimana membuatku merasa gelisah.

00 Pria yang menyelamat Claura itu beneran bukan kamu?  Felicia bertanya dengan senyumannya yang begitu menawan.

00Aku berpura-pura terkejut dan berkata: Aku menyelamatkannya? Apakah dia membutuhkan aku menyelamatkannya? Pertama, aku sama sekali tidak memiliki kemampuan itu. Andaikan aku ada, aku juga tidak akan menyelamatkannya. Aku dipandangan matanya hanyalah seekor anjing saja.

00Felicia pun tertawa terkikik-kikik. Dia meletakkan bibirnya yang seksi ke sebelah telingaku dan bertanya: Benerankah? Kamu tidak membohongi kakak kan?

00Aku berkata tentu saja tidak, apa untungnya aku berbohong.

00Kali ini dia menggunakan tangannya untuk menepuk pelan wajahku dan berkata: Baiklah, baguslah kalau itu bukan kamu. Kakak hampir saja cemburuan. Jika adik tersayang kakak telah menjadi pahlawan wanita lain, kakakmu ini sungguh akan menderita.

00Saat dia mengatakan perkataan ini, dia kebetulan menundukkan badannya. Sungguh sangat indah dan aku hampir saja akan mimisan.

00Aku berbatuk kecil untuk memecahkan kecanggungan ini dan kemudian aku tidak dapat menahankan diri dan bertanya kepadanya: Kak Fel, aku ada pertanyaan yang ingin kutanyakan kepadamu, tapi aku tidak berani melakukannya. Jika aku bertanya, tolong jangan marah ya kak, boleh tidak?

00Dia pun mengizinkanku bertanya, jadinya aku dengan muka tebal bertanya kepadanya: Kak Fel, apakah kamu benar-benar menyukai Claura? Kalau begitu, bagaimana perasaanmu dengan pria lain&  & ?

00Dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melihat kearah lain, seakan-akan dia tidak menginginkan aku melihat kesedihan di matanya.

00Dia bergumam dan berkata: Iya, hubungan sesama manusia di dunia ini penuh dengan penipuan, bahkan hubungan pria dengan wanita pun sudah tidak bersih lagi. Dan Claura itu setulus hati memperlakukanku dengan baik, dia juga dapat memberiku perasaan aman. Mengapa aku tidak bisa menyukainya?

00Aku tidak tahu ingin berkata apa. Tiba-tiba aku merasa bahwa wanita itu tidak seburuk yang aku kira. Jika Claura bukanlah istriku, aku kemungkinan dapat sedikit menerimanya.

00Saat memikirkannya, Felicia tiba-tiba mendorongku dan dengan senyuman menawannya berkata: Tapi, jika adik bersedia bersaing dengan Claura, kakak kemungkinan akan memilihmu loh.

00Aku sedikit membukakan mulutku dan melihat rupanya yang begitu menawan. Aku merasa senang sekaligus canggung.

00 Kamu, kak Fel tolong jangan isengin aku lagi, cepat, cepatlah bangun.  Aku dengan canggungnya berkata demikian dan pada waktu yang sama pelan-pelan mendorongnya.

00Kali ini dia hanya  mengataiku pengecut dan kemudian berdiri tegak.

00Setelah berdiri, Felicia mengedip matanya ke aku dan tiba-tiba berkata: Adik perjaka, sebenarnya kakak hari ini datang mencarimu karena ada suatu hal penting yang ingin kusampaikan denganmu.

00Dengan segera aku merasa gelisah dan bertanya kepadanya mengenai masalah apa.

00Dia memutarkan kepalanya dan melihat sekelilingnya, terlihat dengan jelas bahwa ini bukan masalah yang biasa saja. Kemudian, dia berbisik kepadaku: Setelah pertunjukkan malam ini, akan ada segerombolan orang yang akan merusak tempat ini. Kamu berhati-hatilah dan jangan ikut campur. Mereka adalah gerombolan orang yang kejam. Jangan sampai kamu tidak sengaja cedera. Kakakmu ini sungguh tidak ingin melihatmu terluka lagi.

00Aku saking terkejutnya membuka lebar mulutku dan tidak dapat menahan diri untuk bertanya siapakah dirinya.

00Felicia pun tersenyum menghadapku dan sekilas mengedipkan matanya. Aku mengerti maksudnya bahwa dia tidak akan memberitahuku.

00Namun, aku sudah menebaknya bahwa pastinya Claura-lah yang memberitahunya. Jika tidak, bagaimana mungkin Felicia dapat mengetahuinya. Tampaknya bahwa hari-hari yang damai ini karena Claura sedang menahan dirinya. Dia ingin membuat Bang Badui lengah dan kemudian melakukan pembalasan dendamnya.

00Dan ini semakin membuatku merasa penasaran mengenai identitasnya Claura. Dia pastinya bukan pramugari yang biasa-biasa saja. Jika tidak, bagaimana mungkin disisinya terdapat agen yang sedang bersembunyi. Dan dia juga memiliki kemampuan untuk menyuruh orang menghancurkan markasnya Bang Badui, dimana itu suatu hal yang mustahil dilakukan orang biasa.

00Yang bikin penasaran itu, Felicia yang berjalan ke arah pintu tiba-tiba memutarkan kepalanya dan memberiku senyumannya yang mempesona. Dia pun tertawa dan berkata: Adik, barusan kakak isengin kamu, kamu tidak sanggupkah? Tunggu setelah kakak keluar, kamu jangan sendirian menyelesaikannya ya. Pria itu harus belajar untuk menahan dirinya.

00Setelah selesai bebicara, Felicia dengan sepatu haknya berjalan keluar dan meninggalkanku dengan kecanggungan dan perasaan gatal diriku.

00Tidak perlu dikatakan lagi bahwa Felicia yang begitu menawan telah sedikit mengacaukan hatiku. Walaupun aku tidak begitu menyukainya, tapi baunya, auranya dan pesonanya telah membuatku sedikit tergila-gila. Aku menyadari bahwa aku menikmati waktu bersamaku dengannya. Walaupun canggung, tapi sangat tenang.  Mungkin karena dihadapannya, aku dapat menjadi orang yang normal dan dapat dengan mudah berbicara dengannya.

00Dalam sekejap sudah pukul dua pagi dan barnya pun juga akan tutup. Pada waktu itu, aku tidak pergi kemana-mana dan juga tidak memberitahukan informasi bahwa tempat ini akan dihancurkan.

00Tapi saat sudah mau pulang kerja, aku tetap saja tidak dapat menahankan diri dan pergi mencari Jack. Bagaimanapun juga dia adalah penjaga keamanaan disini. Aku khawatir bahwa pada saat itu dia akan ikut terlibat dalam pertarungan ini dan siapa tahu dia akan melakukan kesalahan apa saja. Makannya aku harus pergi memperingatinya.

00Mengenai si Jack, walaupun dia masih belum sepenuhnya menganggap aku temannya, tapi semenjak dia dengan tangannya sendiri membantuku menghajar Eddy, aku dengan tulus hati telah menganggap dia sebagai temanku. Aku bukannya sengaja ingin memenangkan sisinya, hanya saja beneran merasa bahwa orang ini lumayan juga. Walaupun dia terlihat dingin, tapi sebenarnya toleransinya sangat baik.

00Setelah Jack mengetahui informasi ini, dia tidak merespon. Dia hanya berkata kepadaku bahwa dia hanyalah penjaga keamanaan yang kecil saja dan tidak dapat mengurus begitu banyak.

00Mungkin karena peringatanku yang tulus ini telah memberikannya sedikit kesan yang baik. Jack berkata satu kalimat kepadaku, dia mengetik kepadaku: Aku tahu bahwa kamu ini orang yang jujur. Ada orang yang mengatakan sesuatu kepadamu, makannya kamu berpikir ingin berteman denganku. Ada beberapa air tidak dapat diteteskan oleh orang yang bukan siapa-siapa sepertimu. Kamu tetap harus menjaga diri sendiri.

00Aku mengetik dan membalasnya: Kak Jack, aku sungguh-sungguh mengagumi orang sepertimu. Aku merasa bahwa kamu masih memiliki rasa keadilan. Sungguh berterima kasih bahwa saat itu kamu telah membantuku. Aku sungguh tidak ada maksud lain.

00Jack tidak berkata apa-apa, sehingga aku pun berjalan pergi dan dari awal balik lagi ke gudang tersebut.

00Pada pukul tiga subuh, tempat tersebut hancur dan orang-orang pun sudah pergi. Hanya tersisa pekerja yang sedang membersih-bersih tempat ini. Tiba-tiba, di depan pintu terdengar bunyi mesin menyala, sepertinya adalah beberapa truk besar yang telah dinyalakan.

00Dengan segera aku menyelinap de depan pintu dan dengan cepat aku melihat segerombolan orang hitam yang sedang menerobos masuk ke dalam bar tersebut. Kira-kira kurang lebih terdapat tiga puluh orang, mereka semua memegang tongkat bisbol, memakai topi dan masker mulut, terlihat sangat ahli.

00Setelah memasuki bar tersebut, ketua mereka berteriak untuk membersihkan lokasi ini. Kemudian mereka menutupi pintu depannya.

00Yang membuatku terkejut adalah mereka mulai menghancurkan tempat ini tanpa mengatakan sepatah pun. Mereka mengayunkan tongkat bisbolnya dan mereka menghantam semua barang yang mereka lihat.

00Awalnya, para penjaga keamanan ingin pergi bernegosiasi dengan mereka. Namun, salah satu dari mereka malah dihantam ke tanah.

00Dan ketua mereka pun membuka mulut dan berkata bahwa mereka hanya ingin menghancurkan saja, tapi jika ada yang menghentikannya, orang itu pun juga akan ikut dihancurkan.

00Akhirnya, para pekerja bar pun mulai menyingkir ke persudutan dan dengan mata kepalanya sendiri melihat fasilitas bar tersebut dihancurkan dan menjadi kacau, terutama minuman-minuman yang terdapat di rak sana, semuanya telah dihancurkan dan dapat tercium aroma bir yang begitu kuat.

00Melihat adegan yang gila ini, aku pun sangat ketakutan. Tubuhku tidak dapat menahan diri untuk  bergemetaran. Setengah dari diriku merasa ketakutan dan setengahnya lagi merasa bergairah. Aku merasa bahwa adegan yang satu ini sungguh menakjubkan, dan apalagi ada perasaan kepuasaan untuk memberi balas dendam ke Bang Badui. Namun, aku juga sangat khawatir, birnya telah dihancurkan menjadi seperti ini, kerugiannya sungguh besar. Apakah Bang Badui akan berhenti bekerja dan ini akan mempengaruhi pekerjaanku?

00Saat aku berpikir, segerombolan penghancur tersebut tiba-tiba dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok menerobos keatas tangga. Aku merasa bahwa gerak-gerik mereka tidak seperti orang yang ingin menghancurkan sesuatu, aku berpikir kemungkinan mereka ingin mencari Bang Badui. Claura pastinya akan mengambil kesempatan ini untuk balas dendam ke Bang Badui. Tapi Bang Badui pastinya tidak berada di kantornya. Di saat ini, jikapun dia berada disana, dia pastinya akan turun kebawah ataupun lari melalui pintu belakang dan tidak mungkin bersembunyi di kantornya.

00Dan kelompok yang satu lagi sedang menerobos kemari. Di saat itu, hatiku sesaat berdebar-debar. Aku berpikir bahwa mereka kemungkinan akan menghancurkan gudang ini, dan bahkan tidak mengetahui bahwa aku hanyalah menumpang di gudang yang tidak terpakai ini.

00Supaya aku tidak dilibatkan, aku langsung berlari keluar gudang tersebut kemudian berlari ke arah kamar mandi.

00Namun saat aku sedang berlari, aku menyadari bahwa sekelompok orang tersebut tidak masuk ke gudang tersebut ,melainkan berlari mengejarku.

00Aku pun tercengang. Aku merasa lari pun tidak dapat kabur dari mereka. Mereka pastinya melihatku berlari makannya mengejarku. Jadinya, akupun terang-terangan berlari ke kamar mandi.

00Tidak disangka bahwa mereka pun ikut mengejar ke kamar mandi.

00Ketua mereka, dengan badan yang kuat dan tatapan mata yang ganas menatap kearahku,yang memimpin mereka. Setelah mereka menerobos masuk, belum sampai menunggu mendengar penjelasan keadaanku, mereka pun kemari dan menendang kakiku, akhirnya aku pun ditendang dan tergeletak di lantai.

00Kemudian, tanpa sedikit keraguan kakiku ditendang mereka, bahkan aku punya ** tidak diberi kesempatan. Aku juga tidak berani bertanya, dan juga tidak ada waktu untuk mengetik dan kasih mereka lihat. Perasaan ini, tidak perlu kujelaskan lagi, sungguh sangat suram.

00Saat aku sedang berjuang dan bersiap untuk melawan, pada waktu mau menerobos  keluar, pria yang memimpin itu tiba-tiba dari kantong mengambil keluar sebuah pisau, seakan-akan dia ingin menusukku.

00Aku benar-benar tercengang dan berpikir apakah mereka salah mencari orang kah. Melihat aku berlari, mungkinkah mereka mengira aku adalah Bang Badui?

00Melihat pisau yang berkilau itu, pada waktu itu aku sungguh-sungguh terburu bahkan tidak dapat menahankan diri untuk membuka mulut dan mengatakan sesuatu.

00Tapi pada saat ini, dari balik arah pintu kamar mandi, terdengar suara teriakan yang melengking: Berhenti, beraninya kalian ya!

00Ternyata itu adalah suara Felicia, dengan cepat dia pun berlari ke kamar mandi. Pada saat ini, dia sama sekali tidak terlihat seperti iblis lagi, lumayan seperti seorang ratu.

00Dia langsung berbicara dengan si pemimpinnya: Kamu pernah lihat aku? Aku selalu bersama Claura. Beraninya kalian ya, bahkan suaminya Claura pun kalian masih berani memukulnya!?

00Si pemimpin itu otomatis mengenal Felicia. Dia melihat ke arah Felicia dan mengangguk kepalanya.

00Tiba-tiba, pria ini berkata kepada Felicia: Nona ini, apakah kamu salah tidak mengira? Ini adalah perintah dari mulut nona Claura sendiri, dimana menyuruh kami mengebiri bajingan ini.

BAB 29 PLAN B

00Claura ingin memotong burungku!

00Seketika Aku tercengang mendengar perkataan pria yang berbadan kekar itu.

00Ternyata mereka tidak salah mengenali orang, Akulah sasaran mereka! Apalagi mereka tidak hanya ingin memukuliku, tetapi malah bermaksud memotong ituku!

00Claura teramat kejam, sedendam itukah Ia terhadapku, sampai-sampai memperlakukan Aku seperti ini?

00Beberapa hari yang lalu Ia masih bilang mau punya anak laki-laki dan menyuruhku minum obat, sekarang Ia malah ingin menjadikanku seorang kasim, Ia benar-benar sudah gila, dasar nenek lampir!

00Saking ketakutannya Aku menyiutkan badan agar menghindari pisau yang digenggam pria kekar itu.

00Namun mereka memegangiku dengan sangat erat, Aku tidak bisa berkutik sama sekali.

00Saat itu perasaanku campur aduk antara takut, panik dan malu, sekarang ini Aku pasti terlihat sangat mengenaskan, apalagi tertangkap basah dalam keadaan memalukan seperti ini di hadapan Felicia, perasaan seperti ini sangatlah tidak nyaman, karena Ia jelas tahu bahwa Aku ini tidak cacat.

00Namun mau tak mau Aku menatapinya dengan penuh harap, Ia adalah malaikat penyelamatku yang terakhir.

00Felicia cukup menggugah hatiku, tanpa bermaksud meninggalkanku, Ia langsung berkata:"Kamu pasti salah tanggap, Claura memintaku untuk membawanya pergi."

00Seusai berkata Felicia langsung berjalan sampai ke hadapanku dan mengulurkan tangannya untuk menarikku.

00Tetapi Pria kekar ini tidak memberinya kesempatan sedikitpun, Ia melangkah maju dan menghalanginya tepat di depanku dan berkata:"Nona cantik, tolong jangan menyusahkanku."

00Sekejap Felicia mendorong pria kekar tersebut dan menjawabnya:"Minggir, kalian akan menyesal kalau berani menyentuhnya, Claura tidak akan mengampuni kalian."

00Felicia memaksa untuk menarikku, namun pria kekar ini terpancing merasa dirinya ditantang, Ia mengulurkan tangannya dan mendorong Felicia, hampir saja Felicia dibuat jatuh tersungkur.

00Melihat kejadian ini, seketika Aku merasa panas hati, tanpa sadar Aku mengepalkan tanganku sembari mengamati situasi yang berlangsung, jikalau mereka berani menyentuh Felicia sekali lagi, nyawa ini jadi taruhannya, Felicia sudah berusaha melindungiku, Aku harus memperlihatkan sikap sebagai seorang pria jantan.

00Felicia tidak lagi memaksa, Ia hanya mengeluarkan ponselnya dan dengan sikap dingin berkata pada pria kekar itu:"Hebat ya Kamu, berani-beraninya menyentuhku, sepertinya Kamu tidak tahu hubunganku dengan Claura, Kamu tunggu saja."

00Setelah mengucapkannya, Felicia bertingkah seolah bersiap ingin menelepon seseorang.

00Pria kekar itu cukup menyesal dan buru-buru berkata:"Nona ini, kalau ada masalah kita bicarakan baik-baik, Aku sungguh tidak bermaksud untuk menyentuhmu."

00"Jangan menggangguku, kalau tidak ingin meruwetkan masalah ini, sebaiknya biarkan Aku membawanya pergi." Felicia bertutur sembari menunjukku.

00Tekadnya membuatku cukup terharu.

00Pria kekar itu kelihatannya merasa dipersulit dan lekas berkata:"Nona ini, Aku boleh membiarkanmu membawanya pergi, tapi Kamu tunggu sebentar."

00Setelah berkata, Ia justru mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.

00Selang sepersekian detik, Ia berbicara di ponselnya:"Nona Claura, kami sudah di sini dan menangkap orang yang Kamu maksud, tetapi belum bertindak. Sekarang teman kamu itu muncul dan bilang ingin membawanya pergi, Ia masih bilang ini adalah perintahmu, Apakah itu benar?"

00Mendengarnya Aku mulai gugup, dipikir-pikir pria ini sungguh patuh, dengan Ia berbuat seperti ini, tidak hanya Aku, Felicia pun juga akan berada dalam keadaan bahaya!

00Namun Felicia malah menyambar ponselnya dan langsung berkata pada Claura:"Clau, orang macam apa yang kamu bayar ini, berani-beraninya Ia menyentuhku!"

00Seusai berkata, Felicia langsung menyalakan speaker, kemudian dari ponsel itu terdengar suara Claura yang penuh amarah:"Apa? Dasar anjing tiada bercawat ekor, mau cari mati?"

00Selepas itu Felicia lekas bersiap mematikan telepon, Aku mengerti maksudnya, Ia ingin menekan mereka.

00Namun tidak disangka, belum sempat Ia menutup telepon, lekas terdengar lagi suara Claura berbicara:"Tapi masalah Alwi jangan Kamu pedulikan, Aku harus membuatnya jadi kasim hari ini."

00Ucapan Claura kali ini membuat Felicia tidak jadi menutup telepon, karena pria kekar dan kawanannya tidak akan segan-segan lagi terhadapku.

00Felicia mengerutkan keningnya, namun Ia masih berusaha dengan suara centil berkata pada Claura:"Clau, sepertinya ini kurang baik, bagaimanapun Ia tetaplah suamimu."

00Claura lekas menjawab:"Feli, ada apa denganmu, kenapa tiba-tiba mengurusi masalah lelaki sampah itu? Aku sudah tidak ada waktu, hari ini kesempatan yang bagus, kalau berhasil mengurusinya, Aku bisa mengundur waktu lebih lama lagi, kalau tidak Aku tidak ada cara untuk menjelaskannya pada Ibuku."

00Ternyata ini yang Ia takutkan, mungkin sudah sampai batas waktu perjanjian Ia dan ibunya. Namun tetap saja Ia terlalu kejam, hanya demi ini, Ia ingin menghancurkan hidupku?

00Felicia lekas menjawab:"Clau, jangan begitu, Aku harus menolong Alwi hari ini!"

00Claura amat jengkel dan berkata:"Feli, Kamu gak salah minum obat kan? Cepat pulang."

00"Kalau Kamu tidak melepaskan Alwi, Aku tidak akan menemuimu lagi." Felicia dengan tegas menjawabnya.

00Kata-kata ini bak bom yang meledak, meledakkan hatiku, bahkan melelehkannya juga, Tidak pernah terpikir olehku Ia akan bertengkar dengan Claura demiku.

00Claura marah besar, namun Ia sangat menyukai Felicia, selang beberapa saat terdiam, Ia bertanya:"Beri Aku alasan, Kenapa?"

00"Pulang nanti Aku langsung menjelaskannya padamu, sekarang bukan waktu yang tepat." Felicia langsung menjawabnya.

00Claura menyetujuinya:"Baik, kasih teleponnya ke orang itu."

00Felicia menyodorkan ponselnya pada pria kekar itu, setelah pria itu mengambilnya dan berbicara beberapa patah kata, Ia langsung membawa anak buahnya pergi, namun sebelum pergi Ia masih menatapku dan Felicia seperti ada yang janggal.

00Selepas mereka pergi, barulah Aku berdiri setelah menenangkan perasaanku.

00Aku buru-buru berkata pada Felicia:"Kak Feli, Kamu, Aku...Minta maaf, Aku sudah melibatkanmu, bagaimana sekarang, kalau Kamu pulang nanti pasti akan berurusan dengan Claura kan?"

00Felicia tidak panik sedikitpun, Ia malah tertawa dan berkata padaku:"Bisa apa lagi, masalah ini terlanjur terjadi, kalau tidak ada jalan lain lagi kita berdua lari saja."

00Aku menundukkan kepala dengan canggung, namun Ia malah menyeringai:"Kenapa, adik kecil tersentuh oleh perkataan kakak? Ingin memberikan segalanya demi bersamaku? Wah, mau melakukannya dengan kakak di toilet pria?"

00Aku menengadahkan kepala dan menatapnya, sedikit segan dan berkata:"Kak Feli, sudah seperti ini Kamu jangan menggodaku lagi, sekarang harus bagaimana, dengan kepribadian Claura yang seperti itu, Ia tidak akan membiarkanmu."

00Felicia berjalan kemari, dengan pelan menepuk bokongku, berkata:"Adikku, Kamu tidak usah khawatir lagi, Aku punya caraku sendiri, ayo, pulang."

00Kemudian Aku menyusuri Felicia keluar dari hotel, namun sesampainya di luar hotel, Aku merasa sedikit tidak berani untuk pulang dan berkata padanya:"Kak Feli, kalau tidak Kamu saja yang pulang untuk menemui Claura, lalu Kamu bicara baik-baik dengannya, mungkin Ia akan memaafkanmu. Kalau Aku pulang bersamamu, Ia pasti akan murka melihatku, jangan sampai nanti menyusahkanmu lagi, kalau-kalau Ia main tangan memukulimu."

00Felicia memelototiku, lalu bertanya apa yang harus ditakutkan dan masih menambahkan Ia akan melindungiku.

00Setelah mengatakannya, Ia mendekatkan bibirnya ke tepi telingaku dan berbisik:"dan coba Kamu pikir-pikir, Vila sebesar itu, hanya kita bertiga, bersama-sama..."

00Aku sadar Felicia sungguh suka membuat lelucon seperti itu denganku, lalu melihat wajahku yang merah padam, Ia tertawa gembira.

00Aku tak tahu harus bicara apa lagi, tetap saja merasa ragu, Aku juga tidak tahu kenapa bisa sangat takut pada Claura, seolah sudah menoreh trauma di dalam hatiku.

00Pada saat ini Felicia tiba-tiba berkata padaku:"Adik kecil, kalau Kamu tidak kembali, Kamu pasti akan menyesal, hari ini adalah masa ovulasi Claura, ini adalah kesempatan baikmu untuk naik pangkat."

00Seusai berkata, Felicia langsung menaiki mobil mazda merahnya.

00Hari ini adalah masa ovulasi Claura, kesempatan baik untukku. Aku tidak begitu mengerti dengan perkataan Felicia ini, namun sepertinya juga mengerti.

00Akhirnya Aku memutuskan untuk naik ke mobilnya, Aku kira seharusnya mendengarkan Felicia, Ia telah menyelamatkan harta pusaka kepriaanku, mana mungkin Ia ingin menjerumuskanku.

00Kita sudah mau sampai ke rumah, Claura sedang duduk sendirian di atas sofa, wajahnya penuh amarah, seakan-akan ingin memakan orang.

00Aku tak berani menatapnya, Ia berpura-pura Aku tidak bisa mendengar dan dengan jengkel langsung berkata pada Felicia di hadapanku:"Feli, Kamu ini kenapa sih, kenapa sekarang berurusan dengan si sampah?"

00Felicia langsung menjawab:"Mana ada Aku berhubungan dengannya, kami bekerja di hotel yang sama, ya pastinya adalah berhubungan, cuma ya hanya hubungan yang biasa saja, hari ini Aku melihatnya dipukuli, apalagi orang yang Kamu bayar mau memotong itunya, otomatis Aku menghentikannya."

00"Ngapain Kamu mengurusi urusannya, Kamu seperti ini bermaksud melawanku? Jengkel sekali rasanya." Claura dengan perasaan mendidih mengatakannya, buah dadanya pun ikut bergoyang.

00"Clau, Aku tuh bermaksud baik padamu, Kamu pikir kalau sudah memotongnya jadi tidak akan ada masalah lagi? Ibumu pasti akan tetap ikut campur masalahmu, tetap saja mau cucu, kemungkinan besar akan menyuruhmu nikah lagi, kalau sampai saat itu Kamu mau cari kemana lagi sampah yang tidak berguna seperti dia?"

00Claura mengerutkan alisnya dan mulai berpikir, dengan lekas Ia berkata lagi:"Poin ini, bukannya Aku tidak pernah memikirkannya. Tapi Aku tidak bisa lagi meredam kemarahanku, si sampah ini justru sudah berani pergi dari rumah, beberapa hari ini ibuku tidak melihatnya di rumah, malahan menyalahkanku dan curiga Aku yang sudah mengusirnya, jengkel sekali. Jadi Aku pikir mengambil kesempatan kali ini membayar orang untuk mengobrak-abrik hotel dan sekalian mengatasinya. Tapi, Feli, benar katamu, mungkin Aku yang terlalu impulsif.

00Felicia tertawa sembari menepuk-nepuk pundak Claura dan dengan centil berkata:"Iya kan, kalau benar-benar Kamu berbuat begitu, katakanlah masalah ini tidak dibesar-besarkan, tapi tetap saja akan menyebabkan banyak masalah. Clau, Menurutku sebaiknya Kamu pakai plan B saja."

00Plan B?

00Felicia menyarankan Claura untuk menggunakan plan B, sesaat Aku mulai penasaran, Apa itu plan B?

00Claura menoleh dan memelototiku dengan tajam, berkata:"Ternyata nasib si sampah ini sangatlah baik, yang seharusnya jadi kasim, malah Feli selamatkan, mungkin ini adalah takdir. Feli, kalau begitu sesuai perkataanmu, laksanakan plan B."

BAB 30 MELAHIRKAN ANAK

00Felicia lantas tertawa, Ia lekas berjalan menuju ke arah Claura, lalu mengulurkan tangan dan dengan lembut menepuk-nepuk bokongnya, Ia tertawa sembari berkata:"Ini baru benar kan, Clau, Kamu tenangkan diri dulu, Malam ini biar Feli yang temanin Kamu."

00Kemudian Felicia merangkul bahu Claura dan mereka berdua lekas naik ke lantai atas.

00Pada saat berjalan sampai ke arah tangga, Felicia diam-diam mengerling padaku, tatapannya penuh dengan arti, senyumannya tipis menawan, tepat seperti sedang berkata padaku:"Adik kecil, Kakak tidak bohongin Kamu kan, sudah Kakak bilang bisa nyelamatin Kamu, Kamu pasti akan baik-baik saja."

00Waktu itu ingin sekali rasanya Aku berlari dan bertanya padanya apa itu plan B, karena perasaanku berkata plan ini pasti ada hubungannya denganku, namun akhirnya Aku tahan dan diam saja.

00Dipikir-pikir lagi kita dalam satu rumah, ditambah lagi Felicia dan Aku sekarang adalah satu komplotan, pasti akan ada kesempatan untuk menanyainya.

00Akhirnya demi menghindari masalah yang tidak diperlukan, malam ini Aku tidak jadi pergi ke lantai atas untuk menguping, lebih baik tidur di lantai bawah saja, karena rasaku kalau memang terjadi sesuatu, Felicia diam-diam akan memberitahuku.

00Keesokan harinya, pada saat Aku bangun hari sudah siang, pertama-tama Aku mencoba menguping situasi dari lantai bawah, namun sekarang ini tidak ada gerak-gerik sedikitpun. Aku pikir-pikir mereka berdua mainnya pasti sangat ganas semalam, jadi sekarang masih molor karena kecapekan.

00Tiba-tiba semangatku menyala, dan berpikir apakah sebaiknya Aku memasak untuk dua wanita ini ya, kelihatannya demi minta maaf pada Claura dan meredakan hubungan kami berdua, namun sebenarnya diam-diam juga demi berterimakasih pada Felicia yang sudah melindungiku.

00Oleh sebab itu Aku pun keluar untuk membeli sedikit sayur, namun sesampainya di rumah tetap tak terlihat gerak-gerik mereka, pada saat Aku naik ke lantai atas, baru tersadar ternyata mereka berdua sudah pergi daritadi.

00Aku masuk ke kamar dan melihat-lihat sesaat, mungkin dikarenakan imajinasiku sendiri, kamar ini terasa dipenuhi aroma yang menggairahkan, bisa dibayangkan betapa ganasnya mereka bermain semalam.

00Dalam hati terasa sedikit kecewa, akhirnya Aku memasak untuk diriku sendiri.

00Seusai makan, Claura akhirnya pulang, Ia masih membawa seorang wanita bersamanya.

00Wanita itu bukanlah Felicia, ini yang membuat perasaanku agak heran, jangan-jangan mereka berdua berantem dan putus gara-gara Aku?

00Saat menampak wajah wanita tersebut, Aku benar-benar tercengang, mulut pun ternganga dibuatnya dan sekejap tidak bisa berkata apa-apa.

00Ternyata Aku mengenali wanita ini, seusia denganku, Ia berasal dari kampungku, satu desa denganku, hanya saja keluarganya memiliki peternakan besar dan cukup kaya.

00Namanya cukup menarik, Selin, waktu kecil Aku kurang mengerti, tapi sekarang kalau dipikir-pikir orang tuanya benar-benar tidak berpendidikan dan juga buta huruf, hanya saja dengar-dengar akhirnya Ia mengganti namanya menjadi Selina.

00Ketika itu Selin berdiri tepat dihadapanku, Aku pun hampir tidak mengenalinya, tingginya kira-kira 170 cm, rambutnya bergelombang merah terang, berpakaian tanktop putih dan jins robek yang berwarna cyan, terlihat seperti wanita nakal, tapi tetap cantik, hanya saja bukan tipeku.

00Semestinya Selin kuliah di Nanjing, kenapa bisa muncul disini?

00Dalam hati diam-diam Aku merasa matilah, pasti identitasku telah terkuak, Claura sudah tahu bahwa Aku hanya berpura-pura tuli dan bisu, Ia membawa orang dari kampung halamanku agar Aku langsung tertangkap basah dan lalu menghabisiku.

00Tidak habis Aku pikir Claura benar-benar lihai, sampai-sampai hal ini pun bisa ketahuan olehnya. Pada saat itu perasaanku sudah tidak karuan, melihatnya pun Aku tidak berani, dengan keras Aku memutar otak untuk mencari solusi.

00"Wah, ternyata Kamu, Kak Alwi?" Mendadak Selin berbicara padaku dengan nada terkejut.

00Mendengar perkataannya, Aku langsung menangkap dua buah poin. Pertama, sepertinya Aku belum tertangkap basah, Selin datang ke rumahku hanyalah sebuah kebetulan. Kedua, Aku harus mencari cara agar Selin membantuku menjaga rahasia.

00Aku melirik ke arah Claura, sekarang ini Ia sedang menatap Selin dengan penuh kebingungan, jelas Ia tidak menyangka ternyata Selin mengenaliku.

00Ketika itu Aku juga cemas dan berpura-pura seperti tidak mendengar apapun, sekejap Aku lekas mengetik dengan ponsel, mempertaruhkan segalanya dan langsung mengetik satu kalimat sederhana: Aku lagi pura-pura tuli dan bisu, jangan bocorkan rahasiaku!

00Saat ini, Claura bertanya pada Selin:"Kenapa, Kamu kenal dia?"

00Saking paniknya, seketika Aku bergegas ke arah mereka dan langsung memeluk Selin, seolah-olah kerabat sendiri, bersamaan dengan wajah yang bersemangat, Aku menyodorkan ponsel padanya.

00Claura juga ikut menilik, namun pesannya sudah Aku hapus, pada saat yang sama Aku juga mengetik sebuah kalimat untuk Claura baca, Aku bilang: Dia adalah adik tetanggaku di kampung, hubungan kami sangat baik, tapi sudah dua tahun ini tidak bertemu, tak disangka bisa berjumpa lagi, senang sekali rasanya, terimakasih istriku.

00Melihatku memanggilnya istriku, Claura dengan tatapan kejam memelototiku, tatapan itu rasanya hampir bisa memakanku.

00Untungnya respon Selin sangat cepat, Ia cukup mengerti keadaanku dan tidak bilang apapun, malah justru membantuku:"Iya, Kak Claura, Aku adik dari kampung Kak Alwi, Dia suamimu?"

00Claura jelas tidak ingin bercakap terlalu banyak tentangku, hanya mengangguk dengan wajah tidak sabaran, lalu Ia berkata lagi pada Selin:"Ya sudah, lebih bagus kalau kalian sudah saling kenal. Kalian ngobrol dulu, Aku ke atas siap-siap dulu."

00Setelah mengatakannya, Claura langsung naik ke lantai atas, meninggalkan Aku dan Selin di ruang tamu lantai bawah.

00Aku terperanjat melihat ke arah Selin, ingin rasanya berbicara padanya, namun tidak tahu harus mulai darimana, karena kami berdua benar-benar sudah bertahun-tahun tidak bicara, walaupun waktu kecil hubungan kami termasuk dekat, tapi wanita yang sudah beranjak 18 tahun berubah drastis, sekarang Ia menjadi sangat langsing dan menawan, namun Aku malah terlihat sangat menyedihkan karena tidak percaya diri.

00Selin justru kebalikannya, Ia mendongak dan melihat ke sekeliling dengan berani, kemudian barulah Ia merapat ke arahku dan berbisik:"Kak Alwi, sebenarnya apa yang terjadi sih, tidak ada kabar kalau kamu sudah menikah, malah dapat yang berduit, setiap hari terasa nyaman kan, tinggalnya pun di vila."

00Aku menghela napas lega, untuk jaga-jaga, Aku tetap menggunakan ponsel untuk mengetik: pakai ponsel sajaya, semuanya tidak seperti yang Kamu lihat. Aku tak punya banyak waktu untuk menjelaskannya, intinya pernikahanku ini seperti sebuah kontrak, bukan karena cinta. Waktu itu Claura karena alasan tertentu mencari suami yang tuli dan bisu, karena kekurangan uang akhirnya Aku berpura-pura tuli dan pergi kencan dengannya, alhasil kami menikah.

00Selin saking terkejutnya sampai mulutnya pun menganga, jelas sekali Ia tidak menyangka bisa terjadi hal seperti ini di dunia ini.

00Aku lekas mengetik dan bertanya padanya: Kamu sendiri, bagaimana bisa kenal dengan Claura, Kamu ke rumahku mau ngapain?

00Wajah nakal Selin yang lancip itu tiba-tiba merona merah, Aku tahu dia adalah wanita yang pemberani, berpikiran terbuka, namun Ia justru tersipu malu sekarang, pasti ada sesuatu hal yang tidak enak untuk Ia bicarakan.

00Aku curiga jangan-jangan Selin adalah PSK yang diundang Claura ke rumah? Karena marah dengan Felicia, jadi Claura mencari wanita yang lain?

00Selin lekas menjawabku, ternyata Aku salah duga. Namun jawabannya justru membuatku lebih terkejut lagi, Ia bilang:"Aku kesini untuk membantunya melahirkan anak."

00Ternyata Claura mencari wanita lain untuk membantunya melahirkan anak? Tiba-tiba Aku baru tersadar, inilah plan B-nya! Ia tidak bisa menerima pria tidur dengannya, jadi sekarang Ia mencari wanita lain untuk menggantikannya!

00Terpikir hal ini, kemudian Aku memandang Selin sekali lagi, badannya sungguh mulus dan langsing, parasnya pun sungguh cantik sekali, Aku marah, tapi samar-samar juga muncul perasaan yang aneh, jangan bilang Aku harus melakukan hal itu dengan Selin?

00Selin kelihatannya telah menebak apa yang sedang Aku pikirkan, Ia membalikkan matanya ke arahku dan berkata:"Kak Alwi, apa yang Kamu pikirin sih, dasar gak sopan. Pengganti ngerti gak, bukan berarti Aku akan ngelakuin itu dengan Kamu, Aku bakal jadi Ibu pengganti, langsung masukin telur yang sudah dibuahi ke dalam rahimku."

00Mendengar ini, Aku baru tersadar, ternyata seperti itu ya. Kalau begitu, meskipun anaknya Selin yang lahirkan, tapi DNA tetap milikku dan Claura, tetaplah keturunan kami, kalau begitu, Mawar juga pasti bisa menerimanya, ini termasuk cara Claura menghadapi Mawar.

00Aku tidak tahan dan bertanya pada Selin:"Selin, keluargamu kaya raya, kenapa Kamu mau melakukan hal ini? Kalau sampai tersebar keluar pasti akan menghancurkan nama baikmu, Kamu bukannya sedang kuliah?"

00Selin menghela napas dan meniup-niupi poninya, Ia tampak mirip sekali seperti seorang PSK, Ia langsung menjawabku:" Kak Alwi, Kamu gak usah urusin Aku, Aku pasti punya alasan tersendiri, hal ini jangan sampai Kamu sebarin, jangan sampai ketahuan keluargaku."

00Tadinya Aku bermaksud untuk membujuknya, jangan sampai menghancurkan hidup sendiri, namun tepat pada saat itu Claura turun dari lantai atas.

00Ia langsung berkata pada Selin:"Lin, Gimana, sudah selesai ngobrolnya?"

00Selin lekas menjawab:"Kak Clau, tak apa, Aku bisa menerimanya."

00Selin mengangguk, bilang:"Baiklah, pas sekali hari ini adalah masa ovulasiku, Aku juga sudah atur jadwal dengan pihak rumah sakit, ayo kita berangkat sekarang."

00Kemudian kami pun berangkat, dari awal sampai akhir Claura tidak mendiskusikannya denganku soal ibu pengganti kehamilan ini, seperti Aku tak punya hak untuk berpendapat sama sekali, apapun yang Ia putuskan harus Aku ikuti, dan memang benar kenyataannya, Aku hanyalah anjing yang bisa Ia panggil kesana kemari sesukanya.

00Tidak lama kami sudah sampai ke sebuah rumah sakit swasta, tampak seperti sebuah rumah bangsawan dari luar, setelah masuk ke dalam barulah terlihat tempat ini adalah rumah sakit swasta yang berspesialisasi untuk bidang ibu pengganti kehamilan.

00Aku dibawa ke sebuah ruang khusus, di dalamnya terdapat peralatan kedokteran, dan juga ada banyak 'buku' yang dibaca orang dewasa, pasti untuk membantu pengeluaran mani, saat itu masih ada suster kecil yang imut dan lucu menanyaiku apakah perlu bantuannya, Aku jadi sangat canggung, akhirnya Aku lakuin sendiri.

00Setelah ngeluarin harta pusakaku, Claura menyuruhku untuk pulang sendiri, sementara Ia dan Selin tinggal disana, seharusnya masih ada tahap yang lebih lanjut lagi.

00Akhirnya Aku pulang sendirian, berbaring di atas sofa, sekujur tubuhku seperti bola yang kempes, tidak bersemangat sama sekali, masalah tentang Claura hamil dan melahirkan, boleh dikatakan ini adalah hal yang paling memotivasiku selama ini, namun pada akhirnya berakhir seperti ini, sesaat Aku sungguh tidak dapat menerimanya.

00Aku merasa Claura memang membenciku, membenci pria, oleh karena itu Ia memilih Ibu pengganti kehamilan, terhadapku, terhadap pria, ini adalah penghinaan yang sangat besar sekali, namun Ia malah menyukai Aku yang bertopeng buruk rupa ini.

00Sembari berbaring disana, merokok habis sebatang rokok, akhirnya muncul sebuah ide gila dalam kepalaku.

00Aku akan membuat Claura jatuh cinta sungguhan denganku yang bertopeng buruk rupa ini, dan pada saat Aku benar-benar mendapatkannya, akan Aku buat Ia mabuk cinta kepayang, sampai saat itu akan Aku buat Ia terjun dari ketinggian, biar Ia rasakan apa itu rasa sakit karena dipermainkan.

Yang Baru Milda's Family Blog

Lihat semua